TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pemberantas Korupsi atau KPK Laode Muhammad Syarif mengaku bersyukur adanya rencana Kepolisian RI (Polri) menambah jumlah penyidik terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
"Kami mendengar bahwa pihak Polri akan menambah jumlah penyidik, kami sangat bersyukur," kata Laode Muhammad Syraif di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Ahad, 20 Agustus 2017, terkait upaya penuntasan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Baca juga:
Kasus Novel Baswedan, KPK Tugaskan Penyidik Bantu Polri
Kejanggalan-kejanggalan Penyidikan Kasus Novel Baswedan
Penambahan jumlah penyidik tersebut, menurut Laode, diusulkan setelah pertemuan pimpinan KPK dan Kepolisian. "Kami, pimpinan KPK sudah bertemu Pak Kapolri (Tito Karnavian) dan Kapolda yang baru (Idham Azis), membicarakan model kerjasama ke depan supaya penyidikan kasus yang melibatkan Novel ini bisa dipercepat."
Sebagai bentuk kerjasama lainnya, Laode mengatakan pula, adanya rencana tim penyidik KPK untuk bergabung dengan Polri untuk menyelidiki kasus penyerangan terhadap Novel. Namun, hingga sekarang hal tersebut belum dibicarakan secara internal di pihak KPK. "Sebenarnya yang paling tahu penyidikan tindak pidana umum kan polisi, KPK enggak punya banyak keahlian," kata dia menjelaskan. "Tapi kami sedang melihat dan mempelajari hal itu."
Kerjasama tersebut, menurut Laode, bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa pihak penyidik benar-benar berusaha sebaiknya dalam menyelesaikan kasus Novel Baswedan ini. "Pak Kapolri bilang kalau ada KPK rasa trust publik terhadap proses penyidikan akan lebih meningkat,"
ZARA AMELIA