TEMPO.CO, Jakarta - Lindswell Kwok, atlet wushu peraih emas nomor taijijian asal Indonesia diajang SEA Games 2017 sudah belajar seni bela diri tersebut sejak umur 9 tahun. Awalnya ia tak suka, tapi kini menurut Lindswell, wushu adalah olahraga yang tidak ada batasan walaupun belajar hingga umur 80 tahun pun tidak akan habis. Baca: Lindswell Kwok Sebut Siapa Musuh Terbesarnya
“Awalnya, abang saya yang mengenalkan. Dia menyukai wushu. Waktu itu, saya masih kecil, 9 tahun, jadi belum terlalu mengerti, hanya ikut-ikutan," kata Lindswell Kwok saat menceritakan awal perkenalanya terhadap wushu kepada Gadi Makitan dari Tempo di Incheon, Korea Selatan, pada 2014.
Menko PMK Puan Maharani (kedua kanan) disaksikan Menpora Imam Nahrawi (kanan) menyerahkan medali kepada atlet wushu Indonesia Lindswell Kwok ketika upacara penyerahan medali wushu nomor Taijijian putri di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Agustus 2017. Medali yang diperoleh Lindswell merupakan emas kelima untuk Indonesia. ANTARA FOTO
Saat pertama, Lindswell Kwok justru tak suka wushu. "Soalnya, olahraga ini sulit. Ada unsur seni di dalamnya,” katanya. Lindswell mengatakan bahwa dalam wushu tidak hanya belajar jurus, tapi juga tujuan dan filosofi gerakannya yang dipelajari tidak dalam waktu yang singkat. Menurutnya, itu mengapa belajar wushu tidak akan ada habisnya meskipun dipelajari hingga bertahun-tahun. Baca juga: Lindswell Kwok Belajar dari Jet Li dan Jackie Chan
“Kami akan terus berkembang jika serius mempelajari teori dan filosofinya. Semakin banyak belajar, semakin tahu, olahraga ini menjadi semakin menarik," kata Lindswell. "Sampai umur enam puluh atau delapan puluh tahun, belajar wushu tidak akan selesai."
Selain itu, Lindswell Kwok juga mengatakan bahwa wushu juga mengubah karakternya semasa kecil. Wushu yang butuh kesabaran, kedisplinan, dan fokus membuat karakternya yan semula bandel dan tidak sabar menjadi banyak berubah. Artikel lainnya: SEA Games: Lindswell Kwok, Wushu, dan Benci yang Berubah Jadi Cinta
KORAN TEMPO