TEMPO.CO, Washington—Seorang mantan agen CIA meluncurkan kampanye penggalangan dana US$ 1 miliar atau sekitar Rp13,3 triliun untuk membeli Twitter, dengan tujuan utama untuk menutup akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Seperti dilansir USA Today, Kamis 24 Agustus 2017, Valerie Plame Wilson, eks mata-mata Amerika Serikat ini, mengaku muak dengan postingan Trump yang dia nilai penuh dengan ajakan kekerasan dan kebencian.
Kampanye penggalangan dana dia luncurkan melalui GoFundMe. ”Jika para eksekutif Twitter tidak akan menutup kekerasan dan kebencian Trump, maka itu tergantung pada kami,” kicau Wilson dalam kampanye di Twitter dengan hashtag #BuyTwitter dan #BanTrump.
Baca: Blokir Followers, Donald Trump Digugat 7 Netizen
Wilson mengatakan bahwa Trump melakukan banyak hal buruk melalui akunnya di Twitter. “ Mulai dari mempromosikan supremasu kulit putih hingg menyebarkan ajakan kekerasan terhadap jurnalis,” tulis Wilson dalam halaman kampanyenya.
Perempuan ini meninggalkan CIA pada 2005 setelah identitasnya dibocorkan ke media oleh seorang pejabat di pemerintahan George W Bush pada 2003. Pengungkapan identitasnya itu sebagai upaya untuk mendiskreditkan suaminya, Joe Wilson, seorang mantan diplomat yang mengkritik pemerintahan Bush terkait invasi ke Irak.
Kampanye penggalangan dana untuk membeli media sosial itu telah menghasilkan US$ 8.500 atau masih jauh dari target USD1 miliar. Jika target tidak tercapai, Wilson berencana menggunakan uang yang terkumpul untuk membeli saham Twitter dan mempengaruhi kebijakan perusahaan agar menutup akun Donald Trump.
USA TODAY | RT | SITA PLANASARI AQUADINI