TEMPO.CO, Jakarta - Korban peredaran air minum galon bermerek Aqua palsu diduga lebih banyak dari yang diakui pelaku kepada polisi. Menurut Kepala Kepolisian Sektor Cilandak, Komisaris Sujanto, tersangka S baru mengakui menyuplai produksi Aqua palsu ke 3 toko.
"Sementara ini S mengaku menyuplai ke 3 toko di Lebak Bulus dan 4 toko di Pondok Cabe," ujar Sujanto, Jumat, 25 Agustus 2017.
Sebelumnya, polisi mengungkap pemalsuan produk air mineral bermerek Aqua. Empat orang ditangkap dan dijadikan tersangka. Pemalsuan ini sudah berlangsung selama satu tahun. "Mereka bisa memproduksi 300 galon sehari," ujar Sujanto, Rabu, 23 Agustus 2017.
Baca juga: Modal Rp 7,5 Juta, Begini Cara Pelaku Membuat Aqua Palsu
Menurut Sujanto, pemalsuan ini terungkap setelah ada keluhan dari konsumen ihwal air mineral bermerek Aqua yang beredar di kawasan Cilandak. Polisi kemudian menyelidiki dan menangkap empat tersangka, yaitu S, DP, TT, dan PG.
Sujanto telah melihat gudang produksi pemalsu Aqua tersebut. Setelah dikumpulkan, polisi mendapati sekitar 360 galon baik yang kosong maupun siap edar, serta alat-alat seperti mesin penyulingan air yang digunakan dalam proses pemalsuan.
Melihat mudahnya proses pembuatan serta pengalaman terdahulu S yang pernah bekerja di depot isi ulang air mineral, Sujanto meyakini dalam sehari, para tersangka dapat menghasilkan sekitar 1000 galon air mineral palsu.
"Ini masih asumsi saya lho, ya. Rasanya tidak mungkin hanya disuplai ke tempat-tempat itu saja," ujar Sujanto.
Baca juga: Peralatan Pembuat Aqua Palsu: Tabung Berisi Pasir dan Rice Cooker
Untuk mengecek kadar yang terkandung dalam Aqua palsu dan memudahkan proses pendeteksian, kepolisian akan menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan, Lab Forensik, serta pihak Aqua untuk melakukan uji sampel di laboratorium.
Sejauh ini menurut Sujanto kasus pemalsuan Aqua yang dilakukan oleh S tidak memiliki kaitan dengan kasus pemalsuan air mineral kemasan di Pamulang pada 2016 lalu.
ADAM PRIREZA