TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada Senin sore, 28 Agustus 2017, bergerak menguat menjadi Rp 13.317 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah sebelumnya pada pagi tadi dibuka pada level Rp 13.332 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, 28 Agustus 2017, mengatakan bahwa pergerakan mata uang rupiah kembali melaju ke area positif terhadap dolar AS menyusul belum adanya ketidakpastian pembahasan debt ceiling atau batas atas dari utang Amerika Serikat. "Situasi di Amerika Serikat yang kurang kondusif itu membebani dolar AS di pasar valas," katanya.
Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, kondisi ekonomi nasional yang relatif cukup kondusif mendapat respons dari pelaku pasar setelah terfokus pada pertemuan bank sentral di Jackson Hole.
Baca: Isu Eksternal Kuatkan Posisi Rupiah di Level Rp 13.332
"Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang berada dalam tren surplus serta terjaganya inflasi menjadi harapan positif bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi aset berdenominasi rupiah. Sentimen positif dari dalam negeri itu mengimbangi variatifnya sentimen dari eksternal yang cenderung negatif," kata Reza.
Analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menambahkan bahwa konsensus pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed yang masih terpecah membuat dolar AS menjadi kurang diminati pasar. "Mayoritas pelaku pasar menyimpulkan belum akan ada kenaikan suku bunga Fed sampai akhir tahun ini," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini, 28 Agustus 2017, mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 13.338 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.348 per dolar AS.
ANTARA