TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengatakan tidak ada perpecahan dalam tubuh partai berlambang pohon beringin. Pernyataan ini disampaikan Idrus ketika ditanya wartawan soal kondisi internal Partai Golkar setelah memecat Ketua Gerakan Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
"Saya kira ini hanya satu dua (orang), sama sekali tidak ada perpecahan dan semua solid. Cukuplah dua tahun yang lalu terjadi konflik berkepanjangan," kata Idrus saat ditemui usai Salat Idul Adha 1438 H di kompleks Kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jakarta, Jumat, 1 September 2017.
Baca: Sekjen Golkar: Pemecatan Ahmad Doli Sesuai Aspirasi Partai
Dua tahun lalu Golkar sempat mengalami dualisme kepemimpinan yang memecah partai menjadi dua kubu, yakni kubu Ketua Umum Aburizal Bakrie di satu sisi dan kubu Wakil Ketua Umum Agung Laksono di sisu lainnya. Agung kala itu menolak pencalonan kembali Aburizal.
Meski dilanda konflik berkepanjangan, kata Idrus, Golkar dapat memenangkan pemilihan kepala daerah 2017. "Di bawah kepemimpinan Setya Novanto pada pilkada 2017 yang lalu Partai Golkar tetap memenangkan terbesar, 59 persen, dan menjadi pemenang nomor satu dari partai-partai yang ada," kata dia.
Simak: Gerakan Golkar Bersih Didukung 17 Politisi Ini
Golkar mempertahankan Setya Novanto sebagai ketua umum walaupun telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Keputusan mempertahankan Nowanto ditentang Ahmad Doli Kurnia dan kawan-kawan.
Mereka meminta kepemimpinan Golkar diisi dengan orang-orang yang bersih dan tidak terjerat perkara korupsi. Dolly mencari dukungan ke tokoh Golkar senior, antara lain B.J. Habibie dan Akbae Tanjung. Manuver GMPG tersebut membuat Doli akhirnya terpental dari Golkar.
BUDIARTI UTAMI PUTRI