TEMPO.CO, Jakarta - Novel Baswedan menganggap pelaporan dirinya oleh Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aris Budiman ke kepolisian sangat janggal. Penyidik utama KPK ini justru curiga masalah baru tersebut dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari teror penyiraman air keras terhadap dirinya pada April lalu, yang hingga kini tak berhasil diungkap kepolisian.
"Saya justru khawatir laporan ini digunakan orang lain untuk pengalihan isu," kata Novel lewat aplikasi komunikasi, Jumat, 1 September 2017, menjelaskan soal laporan Aris ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Baca juga: Pengamat Nilai Aris Serang KPK untuk Tutupi Perkaranya
Polda Metro Jaya membidik Novel dengan dugaan pencemaran nama. Polisi meningkatkan status kasus ini ke penyidikan pada Senin lalu, setelah menerima laporan Aris Budiman pada Ahad, 13 Agustus lalu.
Pelaporan itu diungkapkan Aris Budiman saat bersaksi dalam rapat Panitia Khusus Angket KPK, Selasa pekan lalu. Aris mempersoalkan e-mail Novel sebagai Ketua Wadah Pegawai KPK yang memprotes rencana pengangkatan penyidik bantuan kepolisian.
Novel khawatir jika pelaporan Aris Budimantersebut ditanggapi berlebihan, justru isu besarnya teralihkan. "Pengalihan dari isu utama untuk membuktikan dan mengungkap kasus penyerangan terhadap saya," katanya.
Novel Baswedan hingga kini berada di Singapura untuk mengobati luka di kedua matanya akibat serangan tersebut. Pada 17 Agustus lalu, dia menjalani operasi besar tahap pertama pada mata kiri. Operasi pun berlangsung lancar dan berhasil.
FRANSISCO ROSARIANS