TEMPO.CO,New York - Utusan Amerika Serikat untuk PBB mengatakan bahwa uji coba nuklir terbaru Korea Utara menandakan Kim Jong-un tengah “menantang untuk perang".
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley mengatakan pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB bahwa kesabaran Amerika Serikat hampir habis terhadap Pyongyang. Ia juga menyerang Cina dan Rusia yang meminta agar Amerika menurunkan tensi, “merupakan penghinaan.”
"Ketika ada sebuah rezim yang jahat memiliki senjata nuklir dan Rudal Balistik Antar Benua (ICBM), Anda tidak mungkin menurunkan kekhawatiran dan kewaspadaan," katanya, seperti dilansir Telegraph, Selasa 5 September 2017.
Baca: Kecaman AS untuk Korea Utara, Perang Dagang sampai Jual Senjata
Haley juga mengatakan bahwa strategi diplomasi yang telah dijalankan selama 24 tahun telah gagal menghentikan pengembangan program nuklir Korea Utara. Terlebih setelah pada Senin, 4 September 2017, Pyongyang menyatakan bahwa akan melakukan uji coba peluncuran rudal ICBM lain.
Selain meminta agar Dewan Keamanan PBB memperketat sanksi, Haley juga mengatakan bahwa Amerika tidak menginginkan perang. Tapi akan mempertahankan diri ketika Korea Utara mengeluarkan ancaman dengan rudal yang mengarah ke wilayahnya.
Namun Cina dan Rusia sama-sama memperingatkan agar AS tidak mengambil tindakan terburu-buru.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menghubungi presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Kedua pemimpin negara tersebut mengecam uji coba Korea Utara, dan Putin menekankan bahwa dia yakin bahwa diplomasi adalah satu-satunya solusi.
Cina, pelindung Korea Utara, juga mengutuk pengujian tersebut, namun mendesak Korea Utara dan Selatan untuk fokus pada upaya penyelesaian konflik secara damai.
Menggambarkan situasi tersebut sebagai "lingkaran setan", Liu Jieyi, duta besar Cina untuk PBB, mengatakan, "Cina tidak akan membiarkan kekacauan terjadi di Semenajung Korea."
Pada Ahad 2 September 2017, Korea Utara mengabarkan bahwa negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah berhasil membuat bom H (hidrogen) yang dapat dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua.
Uji coba ini merupakan yang keenam bagi Korea Utara. Sebelumnya pernah dilakukan pada 2009 dan 2013 serta dua kali pada tahun lalu, yakni pada Januari dan September 2016.
TELEGRAPH | CNN | YON DEMA