TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan perusahaan asal Singapura, Keppel Offshore and Marine. Keduanya dijadwalkan meneken memorandum of understanding (MoU) tentang penyewaan infrastruktur LNG besok, 7 September 2017.
Kerja sama yang dimaksud adalah PLN menyewa infrastruktur gas milik Keppel seperti tempat penyimpanan gas alam cair (LNG) dan fasilitas regasifikasi. Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN, Nicke Widyawati, mengatakan, infrastruktur Keppel itu akan dimanfaatkan untuk pembangkit gas PLN di Tanjung Pinang dan Natuna.
"Itu untuk yang mobile power plan (MPP) yang kemarin sudah terpasang," kata Nicke di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 6 September 2017. MPP milik PLN itu belum memiliki pasokan untuk operasi.
Menurut Nicke, kedua perusahaan juga berencana bertukar pasokan LNG (swap). PLN dan Keppel akan mengkaji mekanisme tersebut dalam waktu enam bulan.
Rencana bertukar pasokan LNG ini diharapkan bisa membuat distribusi lebih efisien sehingga harga gas bisa lebih murah. Nicke mencontohkan, kontrak LNG PLN dari Bontang dapat dibelokkan ke Singapura untuk menjadi milik Keppel.
Sementara LNG milik Keppel yang dibeli dari Malaysia dapat dikirim ke PLN di Sumatera Utara. "Biaya transportasi LNG kalau dari Singapura dibanding dari Bontang kan lebih pendek, tentunya pasti akan lebih murah kalau swap," tutur Nicke.
VINDRY FLORENTIN