TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik Rusia di Amerika Serikat.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa negaranya akan mengambil tindakan hukum atas dugaan pelanggaran hak properti Rusia oleh Washington.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melalui telepon telah memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson bahwa proses hukum telah dimulai.
”Ketika membahas hubungan internasional, Lavrov menunjukkan bahwa perampasan properti diplomat Rusia di tanah AS adalah pelanggaran mencolok terhadap norma-norma internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Russia Today, Rabu 6 September 2017.
Baca: Senat AS Setuju RUU Pemberian Sanksi ke Rusia
Pernyataan itu menegaskan kembali perintah Putin sebelumnya di sela-sela KTT BRICS di Cina.
Putin juga mengatakan Moskow memiliki hak untuk mengurangi staf diplomatik Amerika Serikat di Moskow, menyusul layanan buruk Washington terhadap anggota diplomatik di negara tersebut.
Menurut Putin cara Amerika mengusir diplomat Rusia dan menyita properti negara itu sangat tidak beradab.
"Pengurangan fasilitas diplomatik kita adalah hak mereka. Masalahnya sekarang, ini dilakukan dengan cara yang beradab, ini tidak memberi gambaran bagus tentang AS," kata Putin.
"Sulit untuk melakukan negosiasi dengan mereka yang bingung tentang Austria dan Australia. Tidak ada yang bisa dilakukan mengenai hal ini. Mungkin itu sudah menjadi bagian dari budaya politik di AS," ujar Putin menyindir Trump.
Pada 31 Agustus lalu, Rusia diberi waktu 72 jam untuk membersihkan kantor konsulatnya di San Francisco, serta propert diplomatik di Washington DC dan New York.
Rusia mengatakan bahwa bangunan tersebut kemudian digeledah, yang merupakan pelanggaran Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik. Washington menolak akses Moskow atas kantor diplomatiknya meskipun menurut hukum internasional properti dan kepentingan diplomatik sebuah negara tidak dapat diganggu gugat.
Kisruh diplomatik kedua negara raksasa itu bermula ketika pada 2016, Presiden Barack Obama menuding ada campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat yang mengantarkan Donald Trump ke Gedung Putih.
Sebagai bagian dari sanksi, Obama kemudian memerintahkan mengurangi staf diplomatik Moscow di Washington dan penutupan beberapa gedung konsulat. Tindakan itu kemudian dibalas Rusia dengan mengusir ratusan staf diplomatik Amerika Serikat dari negara komunis itu.
REUTERS | RUSSIA TODAY | YON DEMA | SITA