TEMPO.CO, Pyonyang - YouTube telah menutup dua saluran propaganda Korea Utara yang digunakan oleh para akademikus untuk memantau dan menilai program rudal rezim tersebut.
Stimmekoreas, saluran YouTube nomor satu di Korea Utara dengan lebih dari 20 ribu pelanggan, dan Uriminzokkiri, yang memiliki lebih dari 18 ribu pelanggan, kini tidak dapat lagi diakses. Kedua saluran itu biasanya secara teratur mem-posting video berita TV negara dan rekaman lain, sehingga bisa menarik jutaan penonton.
Baca: Amerika Serikat Kirim Pesawat Pengebom ke Perbatasan Korea Utara
Seperti yang dilansir Guardian, 9 September 2017, pada Jumat, 8 September 2017, kedua saluran itu dihentikan karena dinilai melanggar pedoman komunitas situs YouTube.
Ahli kontrol senjata, Jeffrey Lewis, menggunakan kedua saluran ini untuk menganalisis video peluncuran rudal dan tur pabrik senjata Korea Utara untuk lebih memahami kemampuan nuklir rezim Kim Jong-un. Dia mendesak YouTube untuk mencabut keputusannya demi kepentingan keamanan nasional.
Baca: Terungkap, Korea Utara Belajar Teknologi Nuklir dan Senjata Cina
"Korea Utara adalah negara dengan senjata termonuklir yang dipasang di ICBM (rudal balistik antar benua) yang bisa mencapai Amerika Serikat. Sangat penting untuk memahaminya meski kita tidak menyukainya," katanya. "Itu dimulai dengan menganalisis propaganda mereka. Meski tendensius, Anda bisa belajar banyak tentang sebuah negara dari kebohongan yang mereka produksi. "
Stimmekoreas diyakini dioperasikan oleh pendukung Korea Utara yang tinggal di luar negeri. Pengelola kanal ini mengunggah video propaganda Korea Utara dengan resolusi tinggi, yang telah ditayangkan Kantor Berita Pusat Korea, dalam berbagai bahasa.
Sedangkan kanal Uriminzokkiri berhubungan langsung dengan sayap propaganda Korea Utara. Konten video yang dibuat tampaknya menargetkan warga Korea Utara yang tinggal di luar negeri.
Akademikus biasa menggunakan rekaman resmi peluncuran rudal Korea Utara untuk menilai seberapa kuat dan seberapa cepat kemampuan rudal itu. Mereka juga bisa belajar tentang senjata dari mesin dan bagian yang terlihat dalam video tur pabrik oleh rezim Kim Jong-un.
"Ketika dia (Kim Jong-un) mengunjungi pabrik di antah berantah dan menatap peralatan mesin, ini memberi wawasan penting tentang kemajuan yang mereka buat," kata Lewis yang juga direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies.
Video resolusi tinggi Stimmekoreas sangat berguna untuk jenis analisis ini.
Di luar program rudal, para periset juga dapat belajar tentang orang-orang yang duduk di dekat Kim Jong-un.
YouTube belum menanggapi pertanyaan tentang mengapa saluran ditutup, meski bisa jadi karena pendapatan iklan yang dihasilkan oleh akun itu dinilai bisa melanggar sanksi perdagangan Amerika Serikat atas Korea Utara.
Ini bukan kali pertama YouTube menargetkan propaganda Korea Utara. Pada November 2016, platform berbagi video ditutup KoreaCentralTV1. Beberapa saluran lain termasuk Chosun TV, NK Propaganda, dan KCTV Stream juga ditutup.
THE GUARDIAN | YON DEMA