TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPD Fahira Idris mengunjungi Asma Dewi yang diduga terlibat dalam ujaran kebencian Saracen. Fahira mengatakan kedatangannya ke Rutan Narkoba Polda Metro Jaya untuk menjenguk Asma Dewi sebagai bentuk solidaritas sesama perempuan.
"Ini salah satu bentuk solidaritas saya sebagai perempuan, ingin mengunjungi warga yang terkena masalah, yang masalahnya ini belum tentu benar, masih belum bisa dibuktikan kebenarannya, karena masih proses," kata Fahira, Rabu, 13 September 2017.
Baca : Pengacara : Asma Dewi Tak Berkaitan dengan Kasus Saracen
Fahira mengaku tidak mengenal langsung Asma Dewi. Tapi menurut dia, Asma Dewi adalah perempuan tangguh. Fahira mengenal Asma Dewi karena beberapa kali terlibat dalam aksi yang sama seperti aksi bela Islam 411 dan aksi 212. Saat itu mereka sama-sama sebagai bagian massa aksi.
Selain itu, kata Fahira, Asma Dewi juga aktif menghadiri sidang kasus dugaan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang menjerat Buni Yani. "Terus juga di sidang Buni Yani, suami saya juga kebetulan kuasa hukumnya, beliau hadir juga, men-support," ujarnya.
Baca : Kasus Saracen, Polisi Sebut Asma Dewi Sudah Diingatkan Kakaknya
Asma Dewi ditangkap tim dari Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada 8 September 2017 atas dugaan penyebaran ujaran kebencian dan penghinaan SARA menggunakan akun Facebook-nya. Penangkapan berlangsung di kediaman kakaknya yang juga seorang perwira Polisi di Komplek Polri Ampera Jakarta Selatan.
Dari pengembangan kasus, polisi menemukan jejak aliran dana Rp 75 juta yang ditransfer Asma Dewi ke anggota inti Saracen, penyebar konten hoax dan ujaran kebencian. Sampai saat ini, polisi masih mengusut sumber dana dan tujuan transfer dana itu. Polisi juga menunggu perkembangan penelusuran Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) soal aliran dana Asma Dewi dan kaitannya dengan Saracen.
BISNIS.COM | MARIA NOOR CHASANAH