TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan praktisi bisnis properti menilai pasar perumahan di Jakarta Barat dinilai relatif positif dan tidak terlalu terpengaruh dengan situasi politik yang sempat memanas pada tahun lalu akibat Pilkada DKI.
Berdasarkan data Rumah.com Property Index, median harga rumah kelas atas kisaran Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar di Jakarta Barat sempat mengalami kenaikan tipis pada kuartal I tahun 2017 sebesar 1,39 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Country Manager Rumah.com, Wasudewan, mengatakan hal ini membuat harga rumah mencapai Rp 20,28 juta per meter persegi (m2), tertinggi sejak 2015 di mana harga rata-rata stagnan di posisi Rp 20 juta per m2.
“Meski tren kenaikan tipis hanya beberapa saat dan median harga rumah di Jakarta Barat pada kuartal dua tahun ini kembali bertahan di angka Rp 20 juta, hal itu tidak mengurangi kepercayaan diri pengembang,” ungkap Wasudewan pada Kamis, 14 September 2017.
Hal itu juga tergambar dari masih tingginya minat pengembang properti meluncurkan proyek perumahan maupun apartemen. Menurut catatan Colliers International Indonesia, diperkirakan ada 10 apartemen baru yang hadir di Jakarta Barat pada semester kedua tahun ini.
Baca: Indonesia Future City & REI Mega Expo 2017 Resmi Dibuka
Jakarta Barat juga menarik minat pengembang asal China, yakni China Communications Construction Group (CCCG) melalui anak usahanya PT China Harbour Jakarta Real Estate Development, yang telah memulai pembangunan Daan Mogot City.
General Manager Executive of China Communication Construction Group (CCCG), Sun Guang Yu, menuturkan Indonesia sangat potensial untuk perumahan.
"Maka dari itu, peluang bisnis properti di Indonesia khususnya Jakarta masih memiliki prospek yang baik,” ungkapnya.
Merry Lantani, Associate Director CitraGarden City Jakarta, juga mengatakan pasar properti segmen menengah atas di Jakarta Barat masih menggeliat. Pengembangan kawasan bandara memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis dan hunian di Jakarta Barat.
“Permintaan rumah, kaveling, bahkan rukan (rumah kantor) terus meningkat, seiring dengan makin mudahnya aksesibilitas dari dan menuju kota mandiri tersebut. Dari 10 ribu unit rumah terbangun, tingkat huniannya mencapai 90 persen,” kata Merry.