TEMPO.CO, Banten - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menduga Harimau Jawa yang telah dinyatakan punah oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1989 sesungguhnya masih ada. Untuk itu, Balai bekerja sama World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia membentuk tim ekspedisi.
Baca: Dianggap Punah, Harimau Jawa Terlihat di Ujung Kulon
Kepala Balai TNUK Ujang Mamat Rahmat mengatakan tim ekspedisi dibentuk setelah ada temuan kucing besar di Padang Penggembalaan Cidaun, TNUK pada 25 Agustus lalu.
"Pegawai kami melihat kucing besar itu memiliki corak berbeda dengan Macan Tutul Jawa yang banyak di TNUK," kata dia di TNUK, Banten, Rabu, 14 September 2017.
Seorang pegawai TNUK, Muhammad Ganda Saputra, 31 tahun, melihat dua kucing besar pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB dari arah belakang. Di bagian pantatnya nampak loreng seperti milik Harimau. Sementara Macan Tutul Jawa bermotif tutul bulat hitam.
Ganda melihat kembali kucing besar dengan ukuran yang lebih kecil lagi pada sore hari sekitar pukul 17.20 WIB. Kucing itu tengah memakan Banteng di Padang Penggembalaan Cidaun sebelum berlalu.
Kedatangan kucing itu diawali dengan suara auman yang terdengar hingga ke base camp ranger sekitar 500 meter dari padang. Ganda berhasil mengabadikannya melalui kamera. Dari hasil jepretannya, nampak kucing besar itu memiliki loreng.
Tim ekspedisi kini tengah menyisir kawasan TNUK untuk menyelidiki kucing besar itu. Tim terdiri dari delapan orang dan dibagi dua untuk menyisir dua wilayah berbeda.
Coordinator Species WWF Ujung Kulon Project, Ridwan Setiawan, mengatakan tim akan bergerak dalam radius empat kilometer dengan pola obat nyamuk. "Kami mulai dari titik ditemukannya lalu ke arah dia datang dan pergi," kata pria yang akrab disapa Iwan itu.
Baca: Tertangkap Kamera, Harimau Jawa Belum Punah?
Pencarian Harimau Jawa juga akan dilakukan di Gunung Payung dan Perbukitan Talanca. Di kedua lokasi itu terdapat bebatuan dan gua yang menjadi habitat kucing besar.
VINDRY FLORENTIN