Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Tim Ekspedisi Menyisir Harimau Jawa di Ujung Kulon  

image-gnews
Harimau jawa yang terlihat di Ujung Kulon. instagram.com
Harimau jawa yang terlihat di Ujung Kulon. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Banten - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) bekerja sama dengan World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia membentuk tim ekspedisi untuk menyisir keberadaan harimau Jawa.

Baca: Heboh Temuan 3 Kucing Besar Mirip Harimau Jawa yang Sudah Punah

Kepala Balai TNUK Ujang Mamat Rahmat mengatakan tim ekspedisi dibentuk setelah ada temuan kucing besar di Padang Penggembalaan Cidaun, TNUK, pada 25 Agustus lalu.

"Pegawai kami melihat kucing besar itu memiliki corak berbeda dengan macan tutul Jawa, yang (jumlahnya) banyak di TNUK," katanya di TNUK, Rabu, 14 September 2017.

Seorang pegawai TNUK, Muhammad Ganda Saputra, 31 tahun, melihat dua kucing besar pada siang hari sekitar pukul 11.00 dari arah belakang. Di bagian pantatnya, tampak loreng seperti milik harimau. Sementara macan tutul Jawa bermotif tutul bulat hitam.

Ganda melihat kembali kucing besar dengan ukuran yang lebih kecil pada sore sekitar pukul 17.20. Kucing itu tengah memakan banteng di Padang Penggembalaan Cidaun sebelum berlalu.

Kedatangan kucing itu diawali dengan suara auman yang terdengar hingga ke base camp ranger, sekitar 500 meter dari padang. Ganda berhasil mengabadikannya melalui kamera. Dari hasil jepretannya, kucing besar itu tampak memiliki loreng.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim ekspedisi kini tengah menyisir kawasan TNUK untuk menyelidiki kucing besar itu. Tim terdiri atas delapan orang dan dibagi dalam dua kelompok untuk menyisir dua wilayah berbeda.

Coordinator Species WWF Ujung Kulon Project Ridwan Setiawan mengatakan tim akan bergerak dalam radius empat kilometer dengan pola obat nyamuk. "Kami mulai dari titik ditemukannya, lalu ke arah dia (kucing besar) datang dan pergi," ujar pria yang akrab disapa Iwan itu.

Pencarian juga akan dilakukan di Gunung Payung dan perbukitan Talanca. Di kedua lokasi itu, terdapat bebatuan dan gua yang menjadi habitat kucing besar.

Baca: Dianggap Punah, Harimau Jawa Terlihat di Ujung Kulon

Menurut Iwan, target utama pencarian harimau Jawa berada di sekitar sungai. Pasalnya, saat ini tengah terjadi musim kering. Tim akan bergerak dalam sepuluh hari.

VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno: Rampogan Harimau Jawa, Asal-usul THR, dan 10 Ponsel Terbaru

14 hari lalu

Puluhan pengunjung menyaksikan seekor aksi harimau di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat, 2 Mei 2015. Foto: Lazyra Amadea Hidayat
Top 3 Tekno: Rampogan Harimau Jawa, Asal-usul THR, dan 10 Ponsel Terbaru

Pembahasan soal tradisi pertarungan harimau, Rampogan, menjadi artikel terpopuler Tekno.


Kisah Tradisi Rampogan Macan yang Diduga Jadi Penyebab Punahnya Harimau Jawa

15 hari lalu

Dua harimau sedang mengangkat diri kesalah satu pundak pawang saat tampil di Taman Safari, Bogor, Jawa Barat, 2 Mei 2015. Pada liburan panjang dimanfaatkan warga untuk mengunjungi Taman Safari Indonesia. Foto: Lazyra Amadea Hidayat
Kisah Tradisi Rampogan Macan yang Diduga Jadi Penyebab Punahnya Harimau Jawa

Tradisi ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905 karena menjadi salah satu penyebab punahnya harimau Jawa.


Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

17 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.


Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

17 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.


Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

21 hari lalu

Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) beraktivitas di kandangnya di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 3 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Maulana Surya
Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.


Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

23 hari lalu

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Tanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi

Empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini berhasil membuktikan adanya tanda-tanda jejak kehidupan harimau jawa.


KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

42 hari lalu

Monyet ekor panjang. (Dok kehati.jogjaprov.go.id)
KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

KLHK sebut Ledakan populasi monyet ekor panjang di Pulau Jawa karena harimau jawa sudah punah dan macan tutul jawa langka.


Tinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Sudah di Tubir Kepunahan

30 Juli 2023

Tim Medis BKSDA Aceh merawat Harimau Sumatera yang masuk perangkap di Kabupaten Aceh Selatan, Minggu 5 Februari 2023. Harimau yang dikenali pernah berkonflik dengan warga itu diperiksa memiliki empat luka di tubuhnya. ANTARA/Risky Hardian Saputra
Tinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Sudah di Tubir Kepunahan

Dalam 40 tahun terakhir, angka populasi harimau Sumatera yang masih hidup sekitar 400-500 ekor.


Hari Harimau Sedunia Diperingati 29 Juli: Upaya Mengerem Ancaman Punah

29 Juli 2023

Dua ekor Harimau Sumatera tertangkap kamera perangkap BBKSDA Riau di hutan Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Antara/HO-Humas BBKSDA Riau.
Hari Harimau Sedunia Diperingati 29 Juli: Upaya Mengerem Ancaman Punah

Hari Harimau Sedunia pertama kali diputuskan dalam International Tiger Summit atau KTT Harimau yang digelar di St Petersburg, Rusia, pada 2010.


Penelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah

24 Mei 2023

Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Penelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah

Penelitian menindaklanjuti laporan dari warga yang mengaku melihat maung, nama lokal harimau jawa, itu pada 2019.