TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan status Gunung Agung dari level normal ke waspada pada Kamis 14 September 2017. Pusat Vulkanologi menemukan adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali tersebut.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing pada hal-hal yang menyesatkan. Letusan gunung bersifat slow on set. Artinya tidak seketika meletus,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis 14 September 2017.
Baca juga: Taman Nasional Gunung Merapi Identifikasi Jenis Anggrek Merapi
Sutopo mengatakan Badan Geologi telah menyampaikan kepada kepala daerah dan instansi terkait untuk mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di dekat kawah. Masyarakat diharapkan menjauhi seluruh area di dalam radius tiga kilometer dari kawah gunung, atau pada elevasi 1500 meter dari permukaan laut.
BNPB di tingkat provinsi dan kabupaten akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mematuhi rekomendasi tersebut. Segala kemungkinan peningkatan status Gunung Agung juga telah diwaspadai dengan merencanakan beberapa skenario.
Baca juga: Erupsi Gunung Sinabung Membuat Sekolah Diliburkan
Pos Pengamatan Gunung Api yang berlokasi di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali merekam tujuh kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitudo 2 - 6 mm, lama gempa 12 - 23 detik.
Ada empat kali gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplitudo 3 - 6 mm dan lama gempa 7 - 13 detik. Selain itu ada satu kali gempa Tektonik Lokal (TL) dengan amplitudo 6 mm, S-P 4.8 detik dan lama gempa 37 detik pada Rabu 13 September 2017.
Baca juga: BNPB: Gunung Sinabung Meletus Beberapa Kali Hari Ini
Badan Geologi melaporkan pada 13 September lalu, terlihat hembusan asap solfatara dari dasar kawah yang sebelumnya tidak pernah terlihat. BNPB juga mengindikasikan adanya proses peretakan batuan di dalam tubuh gunung api. Hal ini diakibatkan oleh tekanan fluida magmatik dari dalam sejak 10 Agustus 2017. Amplituda kegempaan vulkanik berkisar antara 3 mm sampai 10 mm.
Daerah utara gunung berpotensi terkena dampak paling besar jika letusan terjadi. Ada beberapa titik yang rawan terkena dampak yakni aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, Sungai Tukad Bumbung di Tenggara, Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah di Selatan Gunung. Agung.
Baca juga: Dua Hari Terakhir Gunung Sinabung Erupsi 9 Kali, Status 'Awas'
Titik-titik tersebut rawan terkena bahaya aliran lahar jika erupsi efusif muncul. Selain itu, daerah tersebut juga terancam terpapar debu dan bebatuan vulkanik. Namun wilayah lain selain di utara gunung juga berpotensi terpapar abu vulkanik tergantung dengan arah angin.
ALFAN HILMI