TEMPO.CO, Jakarta - Indra J Piliang ditangkap penyidik Direktorat Narkotika Kepolisian Daerah Metro Jaya di sebuah tempat karaoke di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat pada Rabu, 14 September 2017 malam. Meski polisi tak menemukan barang bukti narkoba, namun urine Indra J Piliang positif mengandung narkoba.
Penangkapan Indra J Piliang membuat banyak kalangan terkejut. Sebabnya, pria kelahiran Pariaman, Sumatera Barat 19 April 1972 itu selama ini dikenal sebagai aktivis yang malang melintang di dunia politik Tanah Air.
Sejak menjadi mahasiswa di jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Indra J Piliang dikenal aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Studi Klub Sejarah (SKS). Ini adalah himpunan mahasiswa untuk jurusan sejarah.
Baca juga: Indra Jaya Piliang Diduga Sudah Setahun Menggunakan Narkoba
Indra J Piliang juga terlibat dalam aksi-aksi reformasi. Ia menuliskan keterlibatannya itu dalam sebuah artikel berjudul Indra J Piliang: Catatan Harian Peristiwa Mei 1998. Dalam perjalanan kariernya setelah lulus dari UI pada 1997, Indra masih akrab dengan gerakan untuk menumbangkan rezim orde baru.
Alumnus SMA 2 Pariaman itu sempat bekerja sebagai editor di Tabloid Jurnal Reformasi dan Momen. Indra J Piliang juga tercatat sebagai anggota Korps Alumni HMI (Kahmi).
Langkah politik Indra J Piliang tercatat dimulai saat ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional pimpinan Amien Rais. Namun pada 21 Januari 2001 Indra memilih keluar dari PAN. Ia kemudian menjadi peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) hingga 2008.
Saat menjadi peneliti itulah nama Indra J Piliang makin dikenal lewat media massa. Artikelnya banyak bertebaran di koran dan majalah Tanah Air. Ia kerap menjadi pembicara dan analis politik. Ia juga pernah aktif sebagai steering commitee Gerakan Nasional Tidak Pilih Politikus Busuk pada 2004.
Indra kembali terjun ke politik praktis dengan masuk Partai Golkar. Di sini Indra pernah menjadi calon legislatif pada Pemilu 2009, namun kalah. Indra Jaya Piliang kemudian menjadi Ketua Departemen Kajian Kebijakan DPP Partai Golkar.
Ia pun sempat mencoba peruntungan dengan mengikuti Pilkada di tanah kelahirannya Pariaman pada 2013. Indra Piliang maju sebagai calon wali kota, namun bukan dari Partai Golkar melainkan dari jalur independen. Indra akhirnya kalah dalam pertarungan di Pariaman itu.
Baca juga: Indra Piliang Terjerat Narkoba, Ini Kata Koleganya di Golkar
Pada 2014, Indra J Piliang ada dalam lingkaran tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla. Meski akhirnya Jokowi menang, Indra J Piliang tak masuk dalam lingkaran kekuasaan. Indra hanya sempat tercatat sebagai tim ahli untuk Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Yuddy kala itu menyebut pemilihan Indra karena merupakan teman dekatnya.
Indra kemudian mendirikan usaha Gerilya Consulting. Dalam profil Linkedin, tertulis Ia menjadi Chief Executive Officer di Sang Gerilya Coorporation sejak Agustus 2015 hingga sekarang.
Karier Indra J Piliang kini di tubir jurang setelah ia kedapatan positif mengonsumsi narkoba setelah ditangkap di sebuah karaoke di Taman Sari, Jakarta Barat.
Dalam salah satu cuitannya pada 13 September 2017, Indra J Piliang menyinggung tentang penangkapan pelaku ujaran kebencian di dunia maya. "Jempol Anda gatal, lalu Anda menggaruk-garuk bidji di gadset masing-masing bisa saja berujung di kantor polisi, supaya lawyer terlihat bekerja, bukan?"
JULI HANTORO