TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra optimistis beroperasinya Bandara Kertajati bisa menyedot 2,7 juta penumpang dalam setahun. "Target kami 2,7 juta penumpang setahun itu sudah menggunakan proyeksi moderat," kata Virda di Bandung, Jumat, 15 September 2017.
Virda mengatakan konsultan yang menyusun proyeksi tersebut mengambil asumsi Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung masih beroperasi, serta jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan yang digadang-gadang menjadi akses tercepat menuju bandara itu belum rampung. “Bandara Husein sendiri setahun sudah 2,4 juta penumpang. Kalau itu ditutup, membludak di Kertajati,” ucapnya.
Pemerintah sendiri belum memutuskan nasib Bandara Husein Sastranegara, kendati sempat muncul wacana bandara itu hanya akan melayani penerbangan terbatas, seperti penerbangan pesawat pribadi.
Virda mengatakan proyeksi 2,7 juta penumpang setahun untuk Bandara Kertajati itu berasal dari catchment area di mayoritas wilayah utara Jawa Barat hingga daerah-daerah di perbatasan di Jawa Tengah. “Kami juga optimistis penumpang dari Bekasi ke (Bandara) Soekarno-Hatta akan cenderung ke Kertajati karena kemacetan di gerbang Jalan Tol Cikarang Utama. Jadi daerah tangkapannya itu dari Cikarang, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Subang, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Apalagi ada jalan tol langsung ke Brebes,” ujarnya.
Menurut Virda, penumpang yang biasanya memanfaatkan Bandara Husein Sastranegara juga bisa tersedot ke Kertajati. Dia beralasan landasan pacu dengan dimensi lebih besar dibandingkan dengan landasan pacu yang dimiliki Bandara Husein Sastranegara memungkinkan jenis pesawat yang lebih besar juga bisa mendarat di Bandara Kertajati.
Kendati demikian, semua proyeksi itu bergantung pada rute layanan penerbang di Kertajati. “Sepanjang rutenya atraktif, akan menarik penumpang ke Kertajati,” kata Virda.
Virda mengatakan saat ini sedikitnya sudah ada tiga maskapai yang sudah menyatakan mina membuka layanan penerbangan di Bandara Kertajati. Masing-masing juga sudah memproyeksikan rute penerbangannya. Citilink, misalnya, menginginkan rute penerbangan menuju Surabaya, Denpasar, Medan, Batam, Yogyakarta, Palembang, Pekanbaru, Makassar, Pontianak, serta Lombok. Lalu Kalstar untuk Surabaya, Pontianak, dan Padang. Kemudian Garuda untuk penerbangan menuju Jeddah, Arab Saudi, dan Shizuoka, Jepang.
Ihwal proyeksi penumpang itu, menurut Virda, BIJB sudah bekerja sama dengan Telkom Group untuk melakukan validasi proyeksi penumpang tersebut. Caranya dengan tracking data pengguna layanan telepon di Jawa Barat yang terbang lewat Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Husein Sastranegara.
Virda mengatakan, dari data tersebut, diketahui ada 1,4 juta penumpang asal Jawa Barat yang terbang lewat Jakarta dan Bandung. "Ini baru satu operator telepon saja, belum dari operator lain."
AHMAD FIKRI