TEMPO.CO, Jakarta - Wanita yang dibunuh di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Murtiyaningsih, 30 tahun, adalah seorang PSK online atai pekerja seks komersial berbasis online.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Adex Yudiswan mengatakan, informasi itu didapat dari tersangka pembunuh, Agustinus, 24, yang juga pelanggan Murtiyaningsih. "Sebelumnya tidak saling kenal, mereka bertemu lewat medsos," kata Adex dalam konferensi pers di Kantor Polres Metro Jakarta Barat, Jumat, 22 September 2017.
Murtiyaningsih ditemukan tak bernyawa di kamar kos nomor 309 lantai 3, Istana Laguna, Jalan Sosial, Tanjung Duren, Jakarta Barat, pada Kamis petang sekitar pukul 16.00 WIB. Dari hasil visum, Adex menerangkan, Murtiyaningsih meninggal karena saluran nafasnya tertutup akibat dicekik. Ditemukan juga luka lebam di bagian pelipis kanan korban akibat pukulan benda tumpul.
Sekitar empat jam setelah menerima laporan dari warga, polisi berhasil menangkap Agustinus, tepatnya pada Kamis malam sekitar pukul 21.00. Dari hasil pemeriksaan, diketahui tersangka memukul kepala korban dengan asbak sebanyak dua kali, sebelum akhirnya mencekiknya.
"Dia (Agustinus) panik, korban mengancam akan teriak manggil preman karena bayarannya kurang," kata Adex.
Akibat perbuatannya, Agustinus akan dijerat pasal berganda, yaitu pasal 338 KUHP dan pasal 365 ayat 3 KUHP tentang pembunuhan dan pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian.
Selain membunuh PSK online tersebut, Agustinus juga mengambil barang-barang dan duit milik korban. Dari tangannya, polisi menyita satu telepon seluler merk iPhone 7, lima lembar mata uang asing milik korban, serta uang Rp 2,7 juta. Uang tersebut merupakan sisa hasil penjualan telepon seluler milik korban merk Samsung S7 senilai Rp. 4,2 juta. "Dari hasil jual hanphone, sebanyak Rp 1.250 ribu dipakai sama dia (Agustinus) untuk bayar sewa rental mobil dan beli bensin," kata Adex.
ADAM PRIREZA
