Iklan
TEMPO Interaktif, Nusa Dua, Bali:Presiden Megawati Soekarnoputri mengakui angka kematian anak-anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia cukup tinggi. Kematian ini diakibatkan infeksi pernafasan, diare, rendahnya gizi, dan masalah kelahiran. Padahal, kata dia, dari Sensus Nasional 2000, sebanyak 20 persen penduduk Indonesia adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Angka ini akan melonjak mendekati 40 persen, kata dia dalam pembukaan Pertemuan Konsultasi Tingkat Menteri Wilayah Asia Timur dan Pasifik ke-6 di Nusa Dua, Bali, Senin (5/5) siang. Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Inggris itu, Mega menganggap masalah anak itu menjadi permasalahan serius di masa yang akan datang. Selama tiga tahun terakhir, masalah ini telah diantisipasi. Termasuk melalui Program Keluarga Berencana. Acara pertemuan tingkat menteri itu dihadiri 20 negara di Asia Timur dan Pasifik dengan peserta 200 orang. Mereka akan membincangkan empat masalah penting di kawasan ini yang berkaitan dengan anak-anak, yakni gizi, kematian ibu dan kelahiran, eksploitasi seksual komersial dan perdagangan anak, serta HIV/AIDS. Menurut Carol Bellamy, direktur eksekutif United Nastions Childrens Fund (UNICEF), masalah anak-anak banyak terjadi di berbagai negara. Sementara empat persoalan itu sangat mencolok keberadaannya di kawasan ini. Saat ini, setengah dari penderita baru (AIDS) di kawasan ini adalah anak-anak muda berumur 15-24 tahun, kata dia. Perdagangan anak dan eksploitasi seksual pada anak juga banyak terjadi. Diperkirakan satu juta anak bekerja dalam bisnis seks di Asia, tambahnya. Sedangkan perdagangan (trafficking) anak sendiri mencapai angka 300 ribu anak di sembilan negara. (Anggoro Gunawan - TNR)
Iklan
