Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepolisian Filipina berjanji membuka akses bagi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila agar bertemu langsung dengan tiga WNI yang ditangkap dengan tuduhan membawa bahan peledak. “Hari ini dijanjikan akses itu dibuka,” ujar kepala Bidang Penerangan Umum Polri Kombes Pol. Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/3). KBRI berupaya untuk bertemu langsung dengan ketiga WNI namun belum mendapatkan izin dari Kepolisian Filipina. Kepolisian Filipina hanya mengatakan bahwa ketiga WNI itu dalam keadaan baik. Sementara itu National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia juga telah menghubungi Interpol Filipina. Namun, permohonan itu belum mendapat tanggapan hingga kini. Di dalam laporan yang diterima Mabes Polri disebutkan bahwa tiga WNI yaitu Tamsil Linrung, pengusaha, Abdul Jammal Balsas, pengusaha dari Kalimantan Timur, dan Agus Dwikarna, ditangkap di bandara Manila Rabu (13/3) sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Mereka akan menuju Bangkok, menggunakan pesawat Lufthansa dengan nomor penerbangan LH/TH-745, dengan rute Manila-Bangkok tujuan Frankfurt Jerman. Tamsil menggunakan paspor K 758778, Abdul Jammal Balsas dengan paspor K 228602, dan Agus Dwikarna dengan paspor dengna nomor H 654017. Mereka ditangkap karena dituduh melanggar presidential decree 1866 tentang kepemilikan ilegal senjata api dan bahan peledak. Tuduhan ini didasarkan atas ditemukannya komponen yang dikategorikan sebagai bahan peledak didalam tas salah seorang dari tiga WNI itu. Komponen yang dimaksud yaitu yellow detonating cord dan C4 plastik yang merupakan elemen bahan peledak. Mereka juga dianggap telah melanggar peraturan dan hukum imigrasi Filipina karena tidak terdaftar didalam data kedatangan pihak imigrasi. Mereka ditangkap oleh kepolisian Filipina (PNP), Affection Security Group (pihak pengamanan bandara), dan Biro imigrasi. Selanjutnya mereka diinterogasi sementara oleh pihak pengamanan bandara setelah itu mereka ditahan di markas besar kepolisian Filipina. Namun hingga saat ini belum bisa mengetahui hasil pemeriksaan terhadap mereka. Ditemui secara terpisah, Wakil Kepala Badan Humas (Wakabahumas) Brigjen. Pol Edward Aritonang belum memastikan apakah akan mengirim tim untuk memeriksa ketiganya secara langsung seperti yang dilakukan kepada Fathurrahman Al Ghozi. Aritonang mengatakan, akses untuk menemui ketiga WNI itu secara langsung penting bagi Polri. Aritonang juga mengatakan dalam waktu dekat akan ada satu tim dari Mabes Polri untuk berangkat ke Singapura untuk bertemu secara langsung dengan 13 orang yang ditangkap di negeri Singa itu dengan tuduhan terlibat terorisme. Namun Aritionang tidak bisa memastikan apakah tim ini nantinya akan mampir ke Filipina atau akan ada tim lain yang ditugaskan secara khusus menangani kasus Linrung dan kawan-kawannya. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)
Iklan
