TEMPO Interaktif, Jakarta:Saksi Abu Fakih Mudzakir mengaku tidak pernah mendengar aktivitas Abu Bakar Ba'asyir dalam organisasi Jamaah Islamiyah, apalagi sebagai amir organisasi yang dianggap sebagai teroris internasional itu. Keterangan itu diungkapkan Abu Fakih yang menjadi saksi meringankan dalam persidangan Abu Bakar Ba'asyir di gedung Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta, Selasa siang (29/7).
Koordinator Umat Islam Surakarta itu mengaku mengenal dekat Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar. Menurut dia, ada perbedaaan antara Ba'asyir dengan Abdullah Sungkar. Abdullah Sungkar cenderung ingin Negara Islam Indonesia berdiri, kata dia, sementara Ba'asyir lebih menekankan kepada penerapan syariat Islam.
Selain itu, menurut Abu Fakih, Abdullah Sungkar cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai maksudnya itu. Abdullah Sungkar pernah mengatakan, kalau saya mempunyai 1.000 senjata, saya akan memberontak, kata Abu Fakih, di depan majelis hakim yang diketuai oleh Muhammad Saleh.
Sementara Baasyir, menurut Fakih, lebih menekankan pendekatan dakwah dan toleran terhadap perbedaan pendapat. Saya tidak pernah mendengar kata-kata kasar dari beliau, ujar Fakih. Karena itu, ia tidak percaya Ba'asyir terlibat dalam perencanaan pembunuhan terhadap Megawati.
Fakih mengaku pernah diajak Abdullah Sungkar untuk masuk ke Negara Islam Indonesia, namun ia menolak. Tawaran seperti ini, menurut Fakih, tidak pernah diutarakan oleh Ba'asyir.
Saksi lain, Mujiono, seorang guru di Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, mengaku tidak pernah mendengar Ba'asyir mengungkapkan kebenciannya terhadap pemerintah. Ia juga tidak pernah mendengar informasi yang menyebut Ba'asyir menjadi pimpinan Jamaah Islamiyah, menggantikan Abdullah Sungkar. Saya tidak pernah mendengar aktivitas Ba'asyir dalam kelompok untuk menggulingkan pemerintah, kata pengawal Baasyir ini.
Mujiono mengatakan, Ba'asyir tidak pernah terlibat pertemuan-pertemuan rahasia, karena ia selalu dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan yang diikuti oleh pimpinan Pesantren Ngruki ini. Ia juga mengaku tidak pernah mengetahui seseorang bernama Hambali atau Faiz bin Abu Bakar Bafana bertemu dengan Ba'asyir di Pesantren Ngruki.(Multazam-Tempo News Room)