Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah mengidentifikasi versi tambahan dari Covid-19 varian Omicron, yang juga membawa banyak mutasi, tapi tidak memiliki satu keunikan genetik utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur University College London Genetics Institute, Inggris, Francois Balloux, mengusulkan agar memisahkan garis keturunan Omicron yang dikenal sebagai varian B.1.1.529 menjadi dua subgaris keturunan BA.1 dan BA.2. BA.1 untuk versi Omicron yang awalnya diidentifikasi, dan B.2, untuk versi yang baru ditemukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemisahan itu disarankan dan diterapkan dalam beberapa hari terakhir di Cov-Lineage, sistem online yang digunakan untuk mendokumentasikan garis keturunan SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) dan penyebarannya.
"Ada dua garis keturunan dalam Omicron, BA.1 dan BA.2, yang cukup berbeda secara genetik. Kedua garis keturunan mungkin berperilaku berbeda,” ujar Balloux dalam laporan Kamis, 9 Desember 2021.
Satu perbedaan utama antara dua sublineage mungkin membuat BA.2 sedikit lebih sulit untuk dilacak, sementara BA.1 memiliki ‘penghapusan’ pada gen yang mengkode protein spike, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel.
Penghapusan ini, yang disebut singkatnya 69-70del, menghilangkan enam basa dari keseluruhan urutan RNA, yang pada gilirannya menghapus dua ‘blok pembangun’ dari protein spike akhir, menurut Americal Society for Microbiology.
Tes PCR memindai beberapa gen pada virus corona, termasuk gen protein spike ini, tapi varian dengan 69-70del tidak akan diuji positif untuk spike. Sebaliknya, mereka menyebabkan tes PCR menampilkan kesalahan yang berbunyi ‘Kegagalan target gen S’.
Kekhasan ini sebenarnya membuat varian dengan 69-70del, yaitu Omicron dan Alpha, lebih mudah dikenali di PCR. Setelah menandai kasus seperti itu, para ilmuwan kemudian menguji sampel melalui analisis genomik lengkap, untuk mengonfirmasi varian mana yang menyebabkan infeksi tertentu.
"Keluarnya gen S sangat penting untuk mendapatkan pengamatan cepat di banyak bagian berbeda di Afrika Selatan, dengan demikian melacak penyebaran sublineage BA.1,” kata Sarah Otto, profesor biologi evolusi di University of British Columbia.
Namun, BA.2 tidak membawa mutasi 69-70del, yang berarti tidak akan menonjol dari varian lain pada tes PCR standar dan para ilmuwan mungkin perlu mencari lebih keras untuk menemukannya. Sejauh ini, ada tujuh kasus BA.2 yang dilaporkan secara global, dengan kasus muncul di Afrika Selatan, Australia dan Kanada.
Profesor biologi struktural di University of Oxford, David Stuart, mengatakan meskipun ada sejumlah perbedaan antara dua subgaris keturunan Omicron, tidak ada alasan langsung untuk berpikir bahwa yang satu akan berperilaku berbeda dari yang lain. Dia juga tidak berpikir untuk menjelaskan bahwa versi Omicron baru lebih merupakan ancaman daripada bentuk Omicron yang sedang melanda Inggris saat ini. “Karena ini masih sangat dini.”
LIVE SCIENCE | AMERICAN SCIETY FOR MICROBIOLOGY | FINANCIAL TIMES
Baca:
CEO Pfizer: Dosis Keempat Vaksin Mungkin Perlu untuk Melawan Omicron
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.