Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia

Peneliti Universitas Indonesia mengembangkan aplikasi yang menerjemahkan bahasa isyarat ke teks Indonesia. Membantu penyandang tunarungu berkomunikasi lebih baik dengan orang di sekitarnya yang tak mengerti bahasa isyarat.

29 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASALAH yang kerap dihadapi orang tua yang memiliki anak tunarungu adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik dan lancar. Kendala inilah yang hendak diatasi oleh aplikasi Penerjemah Gerakan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) ke Teks Bahasa Indonesia, yang dikembangkan peneliti dan pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Erdefi Rakun. “Sekarang dalam tahap purwarupa. Akhir tahun ini mungkin selesai,” katanya, Kamis, 27 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada dua aplikasi yang sebenarnya disiapkan oleh Erdefi. Pertama, aplikasi yang menerjemahkan gerakan SIBI menjadi teks Indonesia. Dengan aplikasi ini, penyandang tunarungu bisa berkomunikasi dengan orang yang tak mengerti bahasa isyarat. Sebab, gerakannya akan diterjemahkan oleh aplikasi itu ke teks. Sedangkan aplikasi kedua sebaliknya, yaitu menerjemahkan teks menjadi bahasa isyarat. Keduanya nanti akan menjadi satu aplikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Erdefi, aplikasi ini dikerjakan sejak 2012. Pembuatannya tergolong lama karena sistemnya yang kompleks. Secara sederhana, aplikasi ini menerjemahkan semua isi kamus SIBI yang memiliki sekitar 3.000 huruf itu. Awalnya yang dilakukan adalah menerjemahkan kata dasar. Setelah itu, kata berimbuhan, kalimat, alfabet, angka, dan seterusnya. “Prototipenya baru selesai Juli lalu,” ujarnya.

illustrasi: Freepik

Aplikasi ini kini dalam tahap perbaikan. Erdefi mengatakan semua huruf dalam SIBI akan dimasukkan. Sekarang sudah diterjemahkan 2.300 huruf. Animasinya juga diperbaiki agar tampilan mukanya lebih baik. Aplikasi ini juga akan dikembangkan supaya bisa beroperasi secara online dan offline. Pengembangan aplikasi ini didanai skema hibah sehingga patennya juga akan menjadi milik Universitas Indonesia.

Pembuatan aplikasi ini didukung sejumlah peneliti dari Laboratorium Machine Learning and Computer Vision Fasilkom UI. Mereka juga bekerja sama dengan para guru dan murid dari Sekolah Luar Biasa Santi Rama, yang beralamat di Jalan Rumah Sakit Fatmawati, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, yang telah menguasai SIBI.

Selama ini, ada beberapa aplikasi bahasa isyarat yang bisa membantu para penyandang tunarungu. Perbedaan aplikasi yang dikembangkan Ederfi ini adalah memiliki dua fungsi. “Kami gabungkan dua aplikasi ini sehingga bisa interaktif,” katanya. Sekarang purwarupa aplikasi ini baru untuk sistem operasi Android dan rencananya disiapkan versi sistem operasi Apple, iOS.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus