Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Batu Meteor Miliaran Rupiah dari Tapanuli, Ini Keterangan Saksi Jual-Beli

Ramai pemberitaan jual-beli batu meteor seberat 1,7 kilogram asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Harga sampai Rp 25 Miliar?

20 November 2020 | 11.30 WIB

Pecahan batu meteor yang meledak di langit Michigan, Amerika Serikat, dua pekan lalu. (AP Photo)
Perbesar
Pecahan batu meteor yang meledak di langit Michigan, Amerika Serikat, dua pekan lalu. (AP Photo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jareed Collins, warga Amerika Serikat yang bermukim di Bali, memberikan keterangannya menanggapi ramai pemberitaan jual beli batu meteor (meteorit atau meteoroid) seberat 1,7 kilogram asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Diberitakan, batu itu telah dibeli seharga Rp 200 juta dari pemiliknya dan kini kembali dijual oleh kolektornya dengan harga yang ditawarkan Rp 14,1 juta per gram atau setara total sekitar Rp 25 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Collins, yang menyebut dirinya sebagai seorang penggemar meteorit---batuan utuh dari pecahan komet ataupun asteroid yang menembus astmosfer Bumi, membenarkan telah berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Joshua Hutagalung, si pemilik batu. Dia yang menjadi perantara antara Joshua dengan pembeli yang disebutnya sebatas kolega di Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Collins menuturkan dihubungi dan dimintai bantuan koleganya itu pada 7 Agustus 2020 tapi dia membantah koleganya itu bernama Jay Piatek seperti yang ada di pemberitaan. Pun dengan harga Rp 200 juta yang dibayarkan koleganya itu kepada Joshua. Angka itu disebutkannya sama sekali tidak benar dan tidak tepat--sekalipun Joshua di ramai pemberitaan telah menyebut angka itu. 

Apalagi kalau dikatakan harga batu meteor itu sudah mencapai Rp 25 miliar saat dibeli dari Joshua. "Terlalu dibesar-besarkan. Saat ini tidak ada meteorit dengan nilai seperti itu, dan tentunya tidak ada kolektor yang akan membayar harga tersebut," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo.co, Kamis malam 19 November 2020.

Menurutnya, nilai transaksi telah disetujui oleh Joshua dan koleganya tersebut melalui komunikasi langsung yang sebelumnya telah dilakukan tanpa melibatkan dirinya. Dia memastikan, proses negosiasi adil dan diterima dengan baik kedua belah pihak.

"Adapun keaslian, nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Joshua Hutagalung maupun warga Amerika yang tinggal di luar negeri, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama," katanya lagi.

Collins menerangkan perannya memeriksa keaslian batu meteor temuan Joshua, melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang mungkin terjadi akibat penanganan yang tidak tepat, hingga memastikannya aman sampai di Amerika.

Untuk peran dan bantuan yang diberikannya itu, Collins mengakui menerima penggantian biaya dan waktu perjalanan yang telah dihabiskannya. Lebih jauh, dia menegaskan tidak memiliki meteorit itu dan juga tidak menjual meteorit tersebut kepada pihak lain yang memiliki meteorit tersebut saat ini.

Collins mengaku semata-mata membantu dan terlibat di antara Joshua dan koleganya itu karena menggemari batu meteorit. "Kesempatan sekali seumur hidup untuk secara pribadi menyaksikan dan secara fisik memeriksa meteorit yang penting secara ilmiah ini," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus