Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Begini Cara Ahli Meteorologi Meramal Cuaca

Meski tak selamanya tepat, ramalan cuaca ahli meteorologi sering kali benar-benar terjadi. Bagaimana cara bekerja?

30 Desember 2022 | 06.00 WIB

Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com
Perbesar
Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat cuaca sering kali memaparkan analisisnya tentang cuaca yang akan terjadi pada masa depan. Meski tak selamanya tepat, ramalan tersebut sering kali benar-benar terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Teranyar, Erma Yulihastin, peneliti Pusat Riset Iklim dan Armoster Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sempat berbeda pendapat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang ramalan cuaca di Jabodetabek pada 28 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perbedaan ramalan tersebut dapat terjadi lantaran perbedaan metode yang digunakan oleh kedua pihak. Meski objek amatan sama, perbedaan metode memungkinkan perbedaan hasil analisis cuaca. Lantas, bagaimana cara para pengamat memprediksi cuaca yang akan terjadi pada masa depan?

Mengutip gpb.org, para pengamat cuaca biasa disebut juga dengan ahli meteorologi. Mereka dapat memprediksi perubahan pola cuaca dengan menggunakan metode yang berbeda. Metode tersebut mereka gunakan untuk mengukur kondisi atmosfer yang terjadi pada masa lalu dan sekarang.

Informasi tersebut mereka gunakan untuk membuat ramalan tentang cuaca pada masa depan. Mereka melakukan metode ilmiah dengan mengamati pola dan data atmosfer.

Untuk mengumpulkan data, mereka menggunakan berbagai alat bantu, seperti termometer, barometer, dan anemometer. Alat-alat tersebut mereka gunakan untuk mengukur suhu, tekanan udara, dan kecepatan angin.

Para ahli meteorologi juga menggunakan satelit untuk mengamati pola awan di seluruh dunia. Selain itu, mereka menggunakan radar untuk mengukur curah hujan. Data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan persamaan prakiraan numerik untuk membuat model prakiraan atmosfer.

Salah satu model prakiraan cuaca jangka pendek yang saat ini digunakan BMKG adalah Cubic Conformal Atmospheric Model (CCAM), yang merupakan hasil kerja sama dengan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), Australia.

Model ramalan ini bisa benar dan salah. Karena itu, para ahli meteorologi harus berhati-hati untuk mengambil kesimpulan melalui model tersebut. Jika para ahli meteorologi tidak setuju dengan model tersebut, mereka harus menentukan pandangan yang berbeda untuk ramalan mereka.

Para ahli meteorologi dapat menggunakan data melalui proses ini untuk melacak perubahan cuaca sepanjang waktu. Mereka harus mengamati kondisi cuaca sebelumnya untuk mengetahui apa yang diharapkan terjadi pada masa depan.

HAN REVANDA PUTRA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus