Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Begini Kepala Observatorium Bosscha Melihat Devitalisasi Planetarium Jakarta

Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi, menyatakan ingin tetap berpikir positif tentang devitalisasi Planetarium Jakarta. Maksdunya?

22 Januari 2023 | 16.16 WIB

Petugas mengoperasikan teleskop atau teropong bintang di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K.A.R Bosscha bersama Nederlandsch - Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia Belanda). TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Petugas mengoperasikan teleskop atau teropong bintang di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K.A.R Bosscha bersama Nederlandsch - Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia Belanda). TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Devitalisasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, atau biasa disebut sebatas Planetarium Jakarta, mengundang keprihatinan dari banyak kalangan, termasuk dari Observatorium Bosscha. Walau demikian, Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi, menyatakan ingin tetap berpikir positif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Saya ingin berpikir kisruh semacam ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu dibantu untuk mendudukkan prioritas lebih baik," katanya saat ditemui di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu 21 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Premana yang belum lama ini diumumkan sebagai satu di antara penerima penghargaan dari Royal Astronomical Society yang berpusat di Inggris ini menekankan bahwa pendidikan seharusnya selalu menjadi prioritas tinggi di sebuah negara dan bangsa. Dan planetarium termasuk tempat pendidikan umum yang sangat dekat dengan kemajuan sains, yang sangat dibutuhkan Indonesia.

"Kita harus pastikan planetarium berfungsi dengan program-program yang bagus, dengan SDM yang terpilih dan bagus dan memang dihargai," katanya.

Planetarium Jakarta sebelumnya selalu menjadi tempat belajar astronomi bukan hanya tim pelajar yang hendak berlaga di olimpiade sains, tapi masyarakat luas. Peralatan planetarium, misalnya, mampu membuat simulasi keadaan langit di belahan Bumi utara yang berbeda dengan yang ada di atas kepala kita di Indonesia yang berada di belahan selatan.

Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi (duduk), saat menerima pertanyaan dari satu peserta diskusi gelaran Himpunan Astronomi Amatir Jakarta di Gedung Teater Jakarta, TIM, Sabtu 21 Januari 2023. MARIA FRANSISCA LAHUR

Sama seperti Observatorium Bosscha, Premana menilai Planetarium dan Observatorium Jakarta pantas dan harus terus diperjuangkan, dijaga, dan dilindungi. "Walaupun terjadi banyak masalah, harus tetap berbuat sesuatu," kata astronom dari ITB ini.   

Premana ditemui usai menjadi pembicara dalam agenda 'Astronomi Indonesia' gelaran Himpunan Astronomi Amatir Jakarta. Acara masih harus menumpang gedung lain di kompleks TIM itu karena devitalisasi Planetarium Jakarta pasca-revitalisasi TIM oleh Pemerintah DKI Jakarta. Sebelum adanya revitalisasi, acara belajar dan peneropongan untuk warga dilakukan di ruang multimedia Planetarium dan di salah satu observatorium.

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus