Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ramai perbincangan di media sosial saat banjir besar melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Banjir hingga setinggi atap rumah di kawasan hulu Sungai Mahakam yang bertopografi pegunungan itu mengejutkan banyak kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebagian melebar mempertanyakan sebab banjir itu dan mengaitkannya dengan deforestasi ataupun proyek strategis nasional Ibu Kota Nusantara. Juga mempertanyakan nasib IKN ke depannya, akankah bisa digulung bencana banjir serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menjawab itu, peneliti Sungai Mahakam dari Universitas Sriwijaya, Stevanus Nalendra Jati, memastikan kawasan IKN tak berada di daerah aliran sungai (DAS) yang sama dengan Mahakam Ulu. Karenanya banjir kiriman dari hulu Mahakam diyakininya tak akan berimbas sampai ke IKN.
"Banjir tetap mungkin terjadi di IKN tapi dampak pembukaan lahan karena pengembangan wilayah di sana, bukan kiriman," katanya pada Minggu, 19 Mei 2024.
3 Danau Pelindung Samarinda
Untuk banjir kiriman dari Mahakam Ulu, Nalendra memprediksi 'hanya sampai' Kabupaten Kutai Barat. Lonjakan debit diperkirakannya tak sampai dialami Samarinda, sebagai kota dengan tensi politik tinggi karena dekat IKN, yang berada lebih ke hilir.
Alasannya, dia menyebutkan, adanya tiga danau alami yang terbentuk di sub-DAS Mahakam Sentral. Ketiganya adalah Danau Jempang (Kabupaten Kutai Barat), serta Melintang dan Semayang di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang bersama disebut sebagai Kaskade Mahakam.
Peta DAS Mahakam sepanjang 920 kilometer. Aliran sungai dari hulu mengarah ke tenggara, sempat berbelok ke timur laut di bagian tengah yang membentuk tiga danau alami sebelum kembali ke arah tenggara. Istimewa
"Itu seperti barrier-nya," kata Nalendra sambil menerangkan ketiga danau besar alami yang terbentuk akibat kelokan-kelokan sungai itu berperan sebagai bendungan alami untuk wilayah tepian Mahakam yang lebih ke hilir/muara. "Jadi kecil kemungkinan bencana banjir besar Mahulu sampai ke Samarinda," kata Nalendra lagi.
Peta lokasi Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. wikipedia.org
Ketiga danau berada di sepanjang 63 kilometer anomali aliran Sungai Mahakam yang mengarah ke timur laut. Padahal, secara umum, Sungai Mahakam sepanjang 920 kilometer dari hulu di Tinggian Kuching hingga muara di Samaarinda mengalir ke arah tenggara.
Banjir Kiriman Sampai di Kutai Barat
Terpisah, dalam keterangannya pada Minggu malam lalu, Kepala Basarnas Kalimantan Timur Dody Setiawan mengatakan kalau penanganan banjir telah bergeser dari Kabupaten Mahakam Ulu ke kawasan hilir di Kabupaten Kutai Barat. Banjir di beberapa wilayah di Kutai Barat pada hari itu sudah mencapai ketinggian dua meter.
Pantauan udara banjir di Kabupaten Kutai Barat, Minggu (19/5/2024). ANTARA/HO-Basarnas Kaltim
"Data yang kami terima, banjir di Kubar melanda 24 kampung/kelurahan," kata Dody saat itu, dikutip dari Antara.
Kebutuhan Sistem Peringatan Dini
Sehari sebelumya, Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik meminta Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Kalimantan Timur untuk menyiapkan sistem peringatan dini banjir dari Sungai Mahakam. "Belajar dari pengalaman bencana banjir di Kabupaten Mahakam Ulu, kita perlu menyiapkan early warning system," kata Akmal saat meninjau bencana itu di Mahakam Ulu, juga dikutip dari Antara.
Akmal berharap ke depannya petugas bisa mendeteksi pergerakan air dari Long Apari di Mahakam Ulu. Menurutnya, banjir yang terjadi telah menjadi siklus tahunan. Sekalipun pada tahun ini disebutkannya sangat parah.
"Kita tidak bisa melawan alam, untuk itu dengan early warning system memberikan peringatan kepada warga sehingga bisa menyelamatkan diri dan harta benda lebih awal," kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu.