Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pusat terminal feri Pulau Batam pada sebuah siang. Tegak di atas ubun-ubun, matahari menebar panas menyengat. Masih menenteng kotak semir, bocah-bocah itu mengerumuni seorang pria "bule" berumur 40-an tahun. Tapi mereka tak sedang berebutan memoles sandal kulit yang hanya sepasang. Mereka ramai berceloteh tentang gambar yang dibagi-bagikan si Tuan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo