Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Slogan "data is the new oil" dirasakan betul oleh Fikri Akbar. Bagaimana tidak, baru sekitar dua tahun menjalankan bisnis mengotak-atik data, dia sudah meraup pundi-pundi ratusan ribu dolar atau miliaran rupiah. Padahal, pekerjaan yang dilakoninya hanya mengolah dan merapikan data klien. "Data kalau disusun rapi bisa memberikan nilai tambah yang luar biasa bagi suatu perusahaan," katanya kepada Tempo, Kamis lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo