Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Semprotan dengan aroma mentol atau kayu putih efektif menangkal nyamuk.
Saat memasuki musim penghujan lingkungan menjadi lembab.
Dalam keadaan lembab inilah memicu perkembang biakan nyamuk dengan cepat.
Dalam beberapa hari terakhir, hujan mulai turun di sebagian wilayah Indonesia. Saat memasuki musim hujan, lingkungan menjadi lembap. Keadaan lembap inilah yang memicu perkembangbiakan nyamuk dengan cepat.
Lantas, bagaimanakah cara paling efektif untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk? Jika cairan anti-nyamuk yang disemprotkan ke kulit yang dipilih, cara itu sudah benar. Lebih pas lagi apabila cairan itu memiliki aroma mentol dan kayu putih.
Begitulah saran dari para peneliti di New Mexico State University, Amerika Serikat, untuk menghindari gigitan nyamuk. Laporan penelitian mereka terbit dalam Journal of Insect Science.
Dalam artikel “Efficacy of Some Wearable Devices Compared with Spray-On Insect Repellents for the Yellow Fever Mosquito, Aedes aegypti” itu, Stacy Rodriguez dan peneliti lainnya mengungkapkan hasil uji berbagai produk anti-nyamuk yang ada.
“Ada lebih dari 25 ribu produk anti-nyamuk. Apakah semuanya efektif? Tidak, terutama terhadap nyamuk penyebar virus zika, Aedes aegypti,” kata Rodriguez, seperti dikutip dari laman Gizmodo, pekan lalu.
Virus zika—penyebab mikrosefalia pada bayi yang baru lahir dan pembengkakan otak yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti—mendorong Rodriguez dan timnya untuk melihat seberapa efektif produk pengusir nyamuk yang ada.
Produk yang mereka jadikan sampel penelitian antara lain pengusir nyamuk berupa speaker atau gelang—dikenal dengan istilah wearable device—yang dipakai banyak orang. Alat ini mengeluarkan bunyi atau aroma yang tidak disukai nyamuk.
Lalu, obat nyamuk elektrik yang mengeluarkan uap beraroma tak disukai nyamuk. Selain itu, cairan anti-nyamuk dalam bentuk semprotan. Semuanya mengandung ekstrak aroma serai, mentol, dan kayu putih. Obat nyamuk bakar tidak termasuk dalam penelitian.
Dalam eksperimen tersebut, tim membuat sebuah tempat yang mirip halaman belakang rumah dengan sarang nyamuk di salah satu sudutnya. Lalu, para relawan penelitian duduk di titik tersebut.
Ilmuwan kemudian menghitung berapa nyamuk yang bergerak ke arah mereka. Uji coba ini diulang beberapa kali dengan jenis obat nyamuk berbeda. Hasilnya, meski sudah menggunakan obat nyamuk, para relawan masih mendapat serangan 50-125 ekor nyamuk.
Meski tidak dijelaskan seberapa efektif obat nyamuk dengan kandungan kayu putih dan mentol, aroma keduanya disebut lebih ampuh. “Cairan anti-nyamuk semprot yang mengandung kayu putih dan mentol lebih efektif daripada asap dari lilin yang mengandung serai,” begitu tulisan tim dalam jurnal tersebut.
Tentu hal ini mengagetkan. Sebab, sebelumnya, Food and Drug Administration—lembaga pengawas obat dan makanan Amerika Serikat—menggolongkan aroma serai sebagai penolak serangga. Alasannya, kandungan ini dianggap memiliki risiko minimal terhadap manusia.
Studi lainnya juga menyatakan minyak serai bisa mengusir nyamuk sampai dua jam jika tidak diencerkan. Kalau dalam bentuk cair, efektivitasnya hanya bertahan 20-30 menit. Hasil studi juga menyatakan aroma serai tidak berpengaruh terhadap spesies Aedes albopictus.
Hasil penelitian ini adalah sebagian besar produk anti-nyamuk yang ada diketahui tidak bisa melindungi konsumen dari Aedes aegypti—penyebar demam kuning, demam berdarah, cikungunya, dan zika.
Hal itu sangat masuk akal. Sebab, menurut Rodriguez, nyamuk ini sangat agresif. Perkembangan mutasi genetikanya begitu cepat. Selain itu, mereka sulit dikontrol dan memiliki ketahanan terhadap produk anti-nyamuk yang umum di pasaran.
Pada akhir tulisan, tim menyebutkan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi khasiat tiap produk lebih detail. Namun, untuk sementara ini, tim menyarankan masyarakat agar mengambil produk berbentuk semprotan dengan aroma mentol atau kayu putih.
FIRMAN ATMAKUSUMA | GIZMODO | JOURNAL OF INSECT SCIENCE
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo