Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Cerita Nadiem Ikut Bimbel Matematika dan Keinginannya Hilangkan Diskriminasi

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan dirinya tak anti terhadap lembaga bimbingan belajar.

14 Oktober 2022 | 16.16 WIB

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan dirinya tak anti terhadap lembaga bimbingan belajar. Menurut dia, dengan adanya bimbingan belajar, siswa bisa menambah kapasitas diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya tidak melawan bimbel sama sekali. Bimbel itu sangat penting untuk membantu anak-anak untuk melatih dan mengasah logika," ujar Nadiem dalam wawancara khusus dengan Tempo di kantornya pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nadiem mengatakan hal yang tak diinginkannya adalah diskriminasi antara siswa yang mampu dengan yang tidak mampu mengikuti bimbingan belajar. Dia menjelaskan banyaknya materi tes akademik yang selama ini diujikan di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) membuat siswa yang berasal dari ekonomi mampu mengambil banyak les. Sedangkan siswa yang tak mampu tidak bisa mengikuti bimbingan belajar.

Kebijakan penghapusan tes akademik dari SBMPTN 2023, kata Nadiem, bertujuan melahirkan sistem penerimaan yang lebih inklusif dan mengakomodasi siswa dari berbagai kelas sosial. "Ini untuk menghapus diskriminasi antara peserta didik dengan tingkat sosial ekonomi tinggi dengan peserta didik yang berada di level menengah ke bawah," ujar dia.

Nadiem sendiri mengaku waktu kecil pernah mengikuti les di salah satu bimbingan belajar matematika, Kumon. "Saya pernah ikut Kumon waktu SD," ujarnya. Adapun Nadiem sempat menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura.

Sebelumnya, pada September lalu, Nadiem mengumumkan perubahan aturan masuk perguruan tinggi negeri untuk 2023. Salah satunya adalah menghilangkan tes akademik di SBMPTN dan menggantinya dengan sepenuhnya skolastik. Tes skolastik berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. “Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik," ujarnya.

Tes skolastik akan mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran Matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus