Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Charger Tapak Sepatu

23 April 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak perlu lagi membawa aneka adaptor (charger) untuk mengisi tenaga gadget yang kita miliki. Jika penelitian Professor Zhong Lin Wang dari Georgia Institute of Technology kelar, cukup sebuah chip yang sangat mungil diselipkan di tapak sepatu sebagai pengganti adaptor. Telepon genggam, iPod, pemutar musik, hingga pengukur gula darah yang Anda bawa tak akan kekurangan suplai tenaga.

Chip buatan Zhong adalah sebuah nanogenerator yang menghasilkan tenaga dengan mengolah semua energi gerak di sekitarnya. Jika dipasang di sepatu, generator ini akan memanfaatkan tekanan bobot tubuh dan ayunan langkah. Jika ditempelkan ke tubuh, generator mengolah tenaga dari gerakan tekanan darah.

”Banyak yang tertarik meneliti teknologi nano, tapi baru kali ini teknologi tersebut dipakai untuk menghasilkan tenaga. Cukup menghemat energi,” kata Zhong pekan lalu.

Prototipe nanogenerator itu terbuat dari kabel-kabel halus yang elastis dan bergerak bebas dalam sebuah sirkuit. Jika ada tekanan atau gerakan, kabel tersebut saling bersentuhan dan menghasilkan tenaga yang ditampung pada pelat pengumpul listrik. Menurut Zhong, kabel mini itu memiliki sifat piezoelectric sehingga bisa menghasilkan listrik suplai arus searah.

Zhong mengatakan, generator buatannya mampu memproduksi listrik 4 watt untuk ukuran 1 sentimeter kubik. ”Apa pun yang membuat generator ini bergerak, selemah apa pun gerakannya, akan menjadi energi,” katanya. Kini tinggal menunggu bagaimana cara memindahkan energi itu ke gad-get.

Ozon untuk Sayuran

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan segera memperkenalkan aplikasi teknologi ozon untuk pengawet sayuran. Peneliti Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi Anto Tri Sugiharto, mengatakan, ozon dapat membersihkan sayuran dari bakteri pembusuk dan sisa-sisa pestisida. ”Selain awet, buah lebih aman dikonsumsi,” katanya.

Menurut Anto, teknologi hasil penelitiannya telah diuji coba untuk mengawetkan tomat di beberapa sentra perkebunan di Jawa Barat sejak akhir tahun lalu. Hasilnya, tomat tahan hingga tiga minggu. Ia menjamin tidak ada dampak negatif karena ozon—yang dicampur air untuk mencuci sayuran—menguap tanpa meninggalkan bekas.

Menurut Anto, ozon merupakan zat aktif yang akan membunuh bakteri jika beraksi. Teknologi ozon belum banyak digunakan karena alat pengolah air berozon (ozonizer) umumnya rumit dan besar. Apalagi dibutuhkan setidaknya dua sistem, yaitu ozonizer dan pencampur gas dengan air untuk menghasilkan air berozon. ”Kami mengembangkan alat yang lebih kecil,” kata Anto. Ia memulai penelitiannya pada 2005.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus