Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bengaluru - Perusahaan farmasi Zydus telah menerima persetujuan dari regulator di India untuk memulai penelitian pada manusia (uji klinis) untuk kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkannya. Ini akan menjadi uji klinis terhadap kandidat kedua vaksin di negara yang kini melaporkan jumlah kasus infeksi virus corona terbesar keempat di dunia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Zydus adalah bagian dari perusahaan farmasi India Cadila Healthcare Ltd. Dalam pernyataan yang diberikannya di bursa efek di negara itu, Jumat 3 Juli 2020, Zydus mengatakan kalau kandidat vaksinnya itu telah menunjukkan ‘respons kekebalan yang kuat’ saat diujicobakan pada hewan. “Antibodi yang dihasilkan mampu menetralkan sepenuhnya virus tipe liar itu,” kata Zydus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Regulator di India memberi izin kepada Zydus beberapa hari setelah perusahaan farmasi pribadi Bharat Biotech mendapat lampu hijau yang sama untuk melakukan uji klinis kandidat vaksinnya. Zydus sendiri rencananya akan memulai uji bulan ini melibatkan lebih dari 1.000 orang di berbagai situs di India.
Perusahaan itu juga sudah berencana meningkatkan kapasitas produksinya untuk vaksin tandingan guna melayani permintaan India dan global. Menurut Zydus, tidak ada masalah keamanan bagi kandidat vaksin tersebut dalam studi toksikologi dosis berulang.
“Dalam uji coba kandidat vaksin itu pada kelinci, hingga tiga kali dosis manusia yang dimaksudkan, ternyata aman dan dapat ditoleransi dengan baik dan imunogenik--mampu menghasilkan respons imun atau kekebalan.”
Sejauh ini belum ada vaksin yang disetujui untuk penggunaan komersial dalam melawan Covid-19. Mereka yang paling maju adalah tahap uji klinis yang normalnya juga harus dilakukan dalam tiga tahap untuk memastikan efisiensi dan efek samping yang mungkin terjadi.
Hasil uji atas para kandidat vaksin tersebut sangat dinantikan masyarakat dunia yang hingga kini masih tercekam pandemi penyakit infeksi virus corona 2019 tersebut. Di India, jumlah kasus infeksi telah melampaui 600 ribu per Kamis dengan korban meninggal 17.834 orang.