Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAYI berjantung kera Afrika itu, sampai pekan lalu, dikabarkan masih hidup. Dua hari setelah dioperasi, namanya dicoret dari daftar pasien kritis. Tekanan darahnya sangat stabil. Alat pembantu pernapasan yang diberikan padanya sejak kritis, seminggu sebelum operasi, sudah dicabut sejak hari kedua setelah operasi. Ia sudah bisa main mata. Sudah pula minum susu secara normal sejak Selasa lalu. Satu tim ahli jantung tetap menekuni bayi itu di Universitas Loma Linda, California, AS. Si mungil merah bernama kecil Fae itu nyaris meninggal pada usia enam hari. Ia dilahirkan dalam keadaan menderita hypoplastic jantung - tak bisa berkembang dewasa karena bagian kiri jantungnya lebih kecil dari bagian kanan. Atas persetujuan orangtuanya - belum diungkapkan nama keluarga itu - Fae dioperasi pada usia 15 hari. Akhir bulan lalu, jantungnya dicabut dan diganti dengan jantung dari seekor baboon. Percobaan tim ahli itu diprotes sekelompok orang. Eksperimen itu dianggap sebagai "siksaan" atas si kecil yang tak bersalah. Sebaliknya, tak sedikit yang memuji usaha tim tadi, dan hasilnya bahkan mereka anggap sebagai mukjizat. Harapan para dokter, Fae akan berumur panjang. Dari percobaan-percobaan sebelumnya terhadap binatang, jantung cangkokan dari baboon muda, akan ikut tumbuh sejalan dengan pertumbuhan badan penerimanya (resipien). Donor jantung Fae mula-mula ada enam ekor baboon berusia empat sampai dua belas bulan. Setelah diseleksi dengan tes kekebalan, cuma dua ekor yang terpilih: satu dipakai langsung, satu sebagai cadangan. "Benar-benar mencemaskan," kata seorang ahli yang terlibat dalam percobaan itu. "Tak ada data pendukung untuk memilih primat (hewan termirip manusia) mana yang terbaik untuk jadi donor," tambahnya. Tapi, eksperimen cangkok jantung hewan ke tubuh manusia itu disetujui komisi etika Universitas Loma Linda. Percobaan cangkok jantung di universitas itu memang khusus dengan jantung hewan. Rencananya, ada lima orang akan dicangkok dengan jantung baboon. Tujuannya, untuk mempermudah mencari donor, karena donor jantung manusia sangat terbatas. Di AS sendiri, diperkirakan 75.000 orang butuh jantung baru setiap tahun, tapi donor yang tersedia cuma sekitar 2.000. Percobaan dengan mencangkok jantung buatan sudah dilakukan pada Desember 1982. Barney Clark, yang dicangkok dengan jantung buatan berlabel Jarvik-7 itu, cuma bertahan 112 hari. Percobaan cangkok jantung hewan ke tubuh manusia sebenarnya tercatat paling awal dalam sejarah cangkok jantung manusia. Cangkok jantung dari donor manusia baru pada 1967, sedangkan cangkok jantung hewan ke tubuh manusia terjadi pada 1964, di Universitas Mississippi. Dr. James Hardy, yang memimpin pencangkokan pertama itu, memasang jantung seekor simpanse ke tubuh seorang berusia 68 tahun yang sudah hampir mati. (Sebenarnya, waktu itu ada tiga manusia donor mendampingi dia, tapi para donor belum meninggal sampai tiba saatnya operasi). Sayang, penerima jantung hewan yang pertama itu meninggal dalam waktu 90 menit setelah operasi. Agaknya, jantung simpanse donor tadi terlalu kecil. Masalahnya bukan cuma bentuk ukuran jantung donor, tapi juga kepekaan tubuh untuk menerima "benda asing". Percobaan mencangkok jantung dari donor baboon pernah dilakukan ahli jantung terkemuka Christian Barnard. Pada 1977, Barnard mencoba memperbesar jantung seorang wanita Italia di Cape Town, Afrika Selatan, dengan mengganjalkan jantung baboon. Operasi yang berlangsung 10 jam itu gagal, karena beberapa jam kemudian jantung wanita Italia itu tak berdebar lagi. Barnard pernah mencoba lagi mencangkokkan jantung seekor simpanse pada pasien lain, tapi penerima jantung simpanse itu meninggal tiga setenah hari kemudian. Zat anti gen dalam tubuh manusia, yang menjadi unsur penolak benda asing, menjadi halangan terbesar dalam operasi-operasi pencangkokan itu. Para ahli mulai lagi mencangkokkan jantung, setelah ditemukan obat yang disebut cyclosporin A, yang mampu menawarkan kepekaan tubuh menerima benda asing. Penggunaan obat ini telah meningkatkan keberhasilan operasi cangkok jantung, terutama di Universitas Standford (AS), yang berspesialisasi pada cangkok jantung dari donor manusia. Cangkok jantung hewan ke tubuh manusia selama ini sebenarnya hanya dilakukan untuk cadangan, menunggu donor jantung manusia. Tapi, percobaan yang dilakukan di Universitas Loma Linda oleh tim yang diketuai Dr. Leonar L. Bailey itu sama sekali tidak mengharapkan penggunaan donor hewan itu sebagai cadangan. "Penelitian kami seratus persen ditujukan untuk mentransplantasikan jantung binatang ke tubuh manusia," kata Bailey. Bailey sama sekali tidak mencari donor manusia untuk cadangan. Alasannya, selain donor manusia terbatas, ukuran jantung donor belum tentu cocok dengan jantung yang diperlukan resipien. Yang mempermasalahkan percobaan Universitas Loma Linda itu kini kalangan penyayang binatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo