Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa dinosaurus berbulu benar-benar ada dan berkeliaran di Kutub Selatan. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa dinosaurus mungkin menggunakan bulu sebagai cara untuk mengatasi cuaca beku di lingkaran kutub selatan, sebagaimana dilaporkan AOL pada Kamis, 14 November 2019. Para ilmuwan mempublikasi temuan tersebut dalam Penelitian Gondwana baru-baru ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut rilis berita dari Universitas Uppsala Swedia yang ikut berkontribusi dalam penelitian ini, sebuah tim ilmuwan internasional menganalisis koleksi bulu fosil berusia 118 tahun yang ditemukan di Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fosil-fosil itu menunjukkan bahwa dinosaurus memiliki keanekaragaman 'bulu-bulu proto' yang berumbai seperti rambut, yang seharusnya digunakan untuk insulasi. Fosil-fosil itu juga menunjukkan bulu-bulu tubuh dan sayap yang seharusnya digunakan untuk terbang.
Para peneliti juga menemukan bahwa bulu dinosaurus itu unik, seperti bulu burung, dan menemukan 'pita berbeda' dari pigmentasi warna pada fosil. Dalam rilis berita tersebut juga disebutkan bahwa bulu-bulu itu mungkin berwarna gelap untuk membantu dinosaurus berkamuflase, sebagai komunikasi visual, atau untuk menyerap lebih banyak panas di suhu kutub yang sangat dingin.
CNN melaporkan bahwa kerangka dinosaurus dan tulang burung purba telah ditemukan di garis lintang tinggi sebelumnya, tetapi ini adalah bukti fosil pertama dinosaurus berbulu.
"Oleh karena itu, bulu-bulu fosil Australia ini sangat penting karena mereka berasal dari dinosaurus dan burung kecil yang hidup di lingkungan yang sangat dingin musiman dengan bulan-bulan kegelapan kutub setiap tahun," kata Dr. Benjamin Kear, seorang penulis utama studi ini.
GALUH PUTRI RIYANTO | AOL | CNN