Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ditemukan, Covid-19 Varian Wuhan di Kucing Jalanan di Surabaya

Sebuah riset di Surabaya menemukan Covid-19 pada kucing jalanan. Bahan uji mahasiswa S2 di Universitas Airlangga.

18 April 2023 | 10.21 WIB

Seorang anak laki-laki memegang kucing saat menunggu giliran test swab massal di tengah pandemi COVID-19 di sebuah sekolah di Jakarta, 2 Juli 2021.REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Perbesar
Seorang anak laki-laki memegang kucing saat menunggu giliran test swab massal di tengah pandemi COVID-19 di sebuah sekolah di Jakarta, 2 Juli 2021.REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset di Surabaya menemukan Covid-19 pada kucing jalanan. Belum jelas dari mana asal dan kemungkinan penyebarannya ke manusia, tapi virus SARS-CoV-2 yang ditemukan memiliki kemiripan dengan varian Covid-19 yang pertama merebak di Wuhan, Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hasil riset ini dijadwalkan menjadi bahan ujian mahasiswa S2 di Program Studi Vaksinologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, pada hari ini, Selasa 18 April 2023. Diajukan oleh Ilsan A. Nugras, temuan dituang dalam makalah berjudul 'Novel Characterization of SARS-CoV-2 Isolates Originated from Stray Cats (Felis catus domestica) in Indonesia using Serological and Molecular Methods as Vaccine Candidates'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dengan ditemukannya virus Covid-19 pada kucing jalanan, ini menjadi sebuah alarm," kata Chairul Anwar Nidom dari Professor Nidom Foundation (PNF), juga Guru Besar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, saat membagikan hasil riset tersebut. Nidom termasuk dalam tim riset itu bersama Ilsan dan sejumlah peneliti lainnya dari institusi yang sama, juga dari Fakultas Kedokteran Unair, Satwa Medika Utama Bogor, PADIA-Lab Surabaya, dan Riset AIRC Indonesia.

Studi itu menggunakan sampel swab dari kucing yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia sepanjang Maret sampai November tahun lalu. Wilayahnya meliputi Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Ponorogo, Bandung, Tangerang, dan Makassar. Seluruh sampel kemudian dianalisa menggunakan metode serologis maupun molekuler di laboratorium PNF. Disebutkan pula kalau studi telah sebelumnya disetujui Institutional Animal Care and Use Committee of the Professor Nidom Foundation (IACUCPNF). 

Dalam uji serologis, tak semua sampel yang dikumpulkan berhasil didapatkn serum-nya. Ini seperti sampel dari Bandung dan Tangerang. Sedangkan dari 45 sampel serum yang berhasil didapatkan dari sampel daerah lainnya, enam di antaranya (13,3 persen) ditemukan mengandung antibodi SARS-CoV-2. 

Temuan itu lebih tinggi dibandingkan tes serologis yang pernah dilakukan pada kucing-kucing di Korea yang memberi hasil 5,2 persen. "Tapi, meski data serologisnya lebih tinggi, sulit untuk mengatakan kucing-kucing di sini penyebar virus SARS-CoV-2," kata tim penelitinya dikutip dari makalah.

Ditekankan pula bahwa hasil riset belum sampai ke pembuktian kucing sebagai salah satu faktor penularan Covid-19 ke manusia di Tanah Air. Untuk riset yang telah menyimpulkan itu pun, ditambahkan Ilsan dkk, "Belum diketahui bagaimana penularan bisa terjadi."

Dalam uji molekuler, dari total 195 sampel swab yang telah dikumpulkan dari kucing-kucing di berbagai kota itu, rapid antigen test mendapati ada 15,9 persen yang reaktif. Ini lagi-lagi lebih tinggi daripada hasil studi di Korea yang 0,58 persen. Penyebabnya diduga berpangkal dari perbedaan sampel kucing yang diisolasi.

"Data di Korea berasal dari kucing-kucing rumahan yang memungkinkan adanya kepedulian besar soal aspek biosekuriti. Sedangkan data di studi ini datang dari kucing-kucing jalanan," bunyi makalah.

Melalui uji real-time PCR, tim mendapati dua sampel swab menunjukkan positif infeksi virus SARS-CoV-2. Satu di antaranya diteruskan ke analisa genome sequencing dan didapati kedekatannya hingga 98 persen dengan virus corona Covid-19 varian Wuhan (Wuhan-Hu-1).

Laboratorium Animal Biosafety Level 3 (A-BSL 3) milik Professor Nidom Foundation di Surabaya, Jawa Timur. Youtube

Hasil yang didapat dinilai konsisten dengan temuan bahwa kucing jalanan yang dipelihara oleh orang terinfeksi Covid-19 rentan tertular dan bisa menjadi reservoir. Temuan dikuatkan oleh fakta sekuensing berasal dari sampel swab kucing di Surabaya dan pernah ada temuan kasus Covid-19 varian Wuhan di kota yang sama. 

Dalam kesimpulannya, Ilsan, Nidom dan lainnya menegaskan keberhasilan mengungkap virus SARS-CoV-2 yang berasal dari kucing jalanan. Namun mereka juga menyatakan harus ada penelitian lanjutan terhadap kucing-kucing, jalanan maupun rumahan, untuk bisa mengungkap epidemiologi Covid-19 pada hewan itu. 

 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus