Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat memutuskan membeli barang online, Anda membayangkan pesanan itu baru akan sampai satu atau beberapa hari setelah pemesanan. Bahkan pesanan bisa datang berminggu kemudian jika Anda tinggal di negara kurang maju. Bagaimana jika ada cara yang membuat barang itu sampai hanya dalam waktu 30 menit setelah Anda membelinya lewat Internet? Pesanan datang lebih cepat ketimbang delivery order pizza.
Terobosan inilah yang dilakukan perusahaan eceran online terbesar di dunia, Amazon. Drone biasanya dikenal sebagai pembunuh menakutkan di kawasan pegunungan Pakistan dan Afganistan, juga Yaman. Namun Amazon menyulap pesawat tanpa awak ini menjadi kurir yang dinanti-nantikan.
Pelayanan yang disebut Amazon Prime Air ini dapat memproses pengiriman dari tempat stok barang hingga ke depan rumah konsumen dalam waktu singkat. Amazon menjanjikan, hanya dalam 30 menit setelah Anda mengklik tanda beli di situs Amazon.com, barang sudah sampai di depan pintu rumah.
Amazon telah melakukan percobaan Prime Air dan mengunggahnya ke situs berbagi video, YouTube. Dalam video berdurasi 80 detik itu, drone menjemput wadah plastik kuning yang berisi barang pesanan di gudang. Lalu pesawat tak berawak itu melesat dan beberapa saat kemudian melintas di halaman berumput milik konsumen yang memesannya. Hanya dengan petunjuk melalui global positioning system, drone akan bergerak ke alamat si pemesan barang, tanpa risiko kesasar.
Pemilik Amazon, Jeff Bezos, mengatakan, sampai sekarang, robot kurir supercepat ini dapat melintas hingga radius 16 kilometer dan dapat membawa barang seberat 5 pon atau sekitar 2,26 kilogram. Drone yang digerakkan dengan energi listrik ini diklaim Bezos sangat ramah lingkungan. "Jadi, dengan daya jangkau itu, drone jelas dapat beroperasi di area perkotaan," ujar Bezos seperti dikutip dari wawancaranya dengan CBS News.
Drone memang lebih dikenal sebagai alat pengangkut peluru untuk pertempuran. Pemerintah Australia juga pernah berencana memanfaatkan drone sebagai pengintai kelompok imigran gelap yang berusaha masuk teritori Australia dengan kapal. Kini permintaan menggunakan drone di dunia komersial malah meningkat. Perusahaan minyak dan gas, misalnya, ingin memanfaatkan drone untuk mengawasi jaringan pipanya. Bahkan petani di Jepang sudah menggunakan drone kecil untuk menyemprot pestisida secara otomatis ke tanaman.
Ide memanfaatkan drone sebagai alat transportasi juga pernah dicetuskan perusahaan makanan cepat saji di Amerika, seperti Domino's Pizza dan TacoCopter. Namun drone tetap tidak dapat melintas di udara tanpa seizin Otoritas Penerbangan Amerika, FAA. Otoritas itu menyebutkan pesawat jarak jauh yang tidak berkemudi ini dilarang terbang di wilayah udara nasional karena tidak memiliki cukup teknologi untuk mendeteksi, merasakan, dan menghindari terjadinya tabrakan di udara.
Meski banyak pihak yang melirik, banyak pula yang ragu terhadap proyek pengiriman supercepat yang akan dimulai Amazon ini, terutama soal keamanan dan privasi pengiriman. Belum lagi kemungkinan pesawat tanpa awak ini malah menabrak jendela rumah atau barang lain di udara. Meski begitu, Bezos optimistis Amazon Prime Air akan berjalan.
Setidaknya, ia menargetkan drone akan mulai diluncurkan pada 2015. Pada tahun itu pula FAA berencana menerbangkan sebuah drone kecil. "Saya tahu ini terdengar begitu optimistis. Tapi saya yakin Amazon Prime Air akan bekerja. Jika itu terjadi, pasti akan sangat menyenangkan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo