Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dua Hujan Meteor Desember 2019, Geminid dan Ursid

Puncak hujan meteor Geminid berlangsung 13-14 Desember.

5 Desember 2019 | 12.20 WIB

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Perbesar
Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Fenomena langit Desember 2019 diwarnai dua hujan meteor, yaitu Geminid dan Ursid. Puncak hujan meteor Geminid berlangsung 13-14 Desember, sementara hujan meteor Ursid hanya bisa disaksikan pengamat di belahan bumi utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hujan meteor Geminid yang bisa disaksikan pengamat di Indonesia berlangsung dari 4-17 Desember 2019. Mengutip dari laman langitselatan, puncaknya terjadi pada 13-14 Desember pukul 21.30 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hujan meteor Geminid akan menjadi penutup rangkaian hujan meteor tahunan selama 2019," kata Avivah Yamani, penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, Kamis, 5 Desember 2019.

Hujan meteor Geminid akan tampak muncul dari rasi kembar Gemini sekitar pukul 20.00 WIB di arah timur. Atraksi menarik di langit malam itu, kata Avivah, melesatkan sekitar 120 meteor per jam pada saat mencapai maksimum. "Melaju dengan kecepatan 35 kilometer per detik," ujarnya.

Bulan yang terbit beriringan dengan arah datang Geminid akan menjadi sumber polusi cahaya alami di langit sehingga tidak mudah bagi pengamat untuk melakukan pengamatan.

Sementara puncak hujan meteor Ursid akan terjadi pada 22-23 Desember 2019 pukul 05:46 WIB. Berlangsung sejak 17 – 26 Desember, hujan meteor itu akan tampak datang dari rasi bintang Ursa Minor. "Artinya, hanya pengamat di belahan bumi utara atau di atas garis khatulistiwa yang bisa menikmati lintasan meteor Ursid," kata Avivah.

Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan bumi utara. Adapun bagi pengamat di belahan bumi selatan, Ursa Minor terbit hampir bersamaan dengan matahari terbit. "Jadi hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tinggal di bawah garis khatulistiwa," ujarnya.

Saat puncaknya, hujan meteor Ursid akan bergerak dengan kecepatan 33 kilometer per jam. Di malam puncak itu pengamat hanya bisa melihat 10 meteor per jam dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi bumi.

ANWAR SISWADI

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus