Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti di Universitas Linkoping, Swedia, tengah mengembangkan metode mengubah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) menjadi energi terbarukan. Caranya adalah dengan memanfaatkan energi matahari dan graphene atau grafena yang diaplikasikan pada permukaan silikon karbida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Impian itu sepertinya tak lama lagi bakal terwujud. Para ilmuwan mengaku sudah sangat dekat dengan hasil yang diinginkan. Sejauh ini, mereka telah berhasil mengembangkan metode yang memungkinkan guna menghasilkan grafena berlapis untuk mengubah energi matahari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, para peneliti menunjukkan bahwa grafena dapat bertindak sebagai superkonduktor dalam kondisi tertentu. Hasil temuan mereka ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Carbon and Nano Letters, pekan lalu.
Karbon, oksigen, dan hidrogen. Itulah tiga elemen yang didapat jika molekul karbon dioksida dan air dipisahkan. Unsurunsur yang sama terdapat dalam zat kimia yang digunakan untuk membuat bahan bakar, seperti etanol dan metana.
Konversi karbon dioksida dan air menjadi bahan bakar terbarukan, jika benar, bakal menjadi pengganti bahan bakar fosil. Yang jelas, hal itu dapat mengurangi emisi karbon dioksida ke atmosfer. Jianwu Sun dari Universitas Linkoping mencoba menemukan cara untuk melakukan hal tersebut.
Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengembangkan materi yang akan digunakan. Para ilmuwan di Universitas Linkoping sebelumnya mampu mengembangkan metode untuk memproduksi silikon karbida kubik, yang terdiri atas silikon dan karbon.
Silikon karbida kubik berkemampuan menangkap energi dari matahari dengan baik. Namun ini saja tidak cukup. Di sinilah grafena, salah satu bahan tertipis yang pernah ada, memainkan peran kunci dalam penelitian ini.
Grafena terdiri atas satu lapis atom karbon yang terikat satu sama lain dalam bentuk heksagon, mirip dengan sarang lebah. Yang menarik, grafena dapat mengalirkan arus listrik dengan baik yang berguna untuk mengkonversi energi matahari. Dibutuhkan beberapa lapis grafena agar energi yang dihasilkan optimal.
"Relatif lebih mudah untuk membuat satu lapisan grafena pada silikon karbida. Namun akan sulit ketika membentuk grafena agar seragam di area luas yang terdiri atas beberapa lapisan," kata Jianwu Sun dari Departemen Fisika, Kimia, dan Biologi di Universitas Linkoping.
Meski begitu, Jianwu Sun menambahkan, ia dan timnya sedang berusaha membentuk grafena seragam dan terdiri atas empat lapis bertumpuk. Kesulitan terbesar saat membentuk grafena berlapis adalah permukaannya menjadi tak rata dan tak stabil.
Karena itu, para peneliti mencoba membentuk grafena pada suhu yang dapat diatur. Selanjutnya, mereka mencoba metode yang memungkinkan untuk membuat beberapa lapisan grafena. "Ini adalah langkah kunci untuk membuat bahan bakar dari air dan karbon dioksida," ujar Jianwu Sun. SCIENCEDAILY | LINKOPING UNIVERSITY | FIRMAN ATMAKUSUMA
Grafena Jalan Menuju Energi Terbarukan Infografis
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo