Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah pasien positif corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah. Totalnya, hingga Selasa lalu, mencapai 27 orang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan salah satu cara pencegahan penyebaran virus ini adalah mencuci tangan memakai sabun atau menggunakan cairan pembersih tangan antiseptik atau hand sanitizer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun membuat hand sanitizer untuk mencegah penyebaran virus corona. Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Yenny Meliana mengatakan pembuatan hand sanitizer ini awalnya diperuntukkan bagi kalangan internal LIPI karena hand sanitizer kian langka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, pada 2018, Pusat Penelitian Kimia LIPI sudah membuat hand sanitizer untuk korban gempa di Palu. "Sekarang ini pembuatannya untuk pencegahan virus corona," kata Yenny kepada Tempo, kemarin.
Yenny menjelaskan, sebenarnya pilihan terbaik untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Adapun fungsi hand sanitizer adalah sebagai antiseptik, bukan untuk membersihkan tangan dari kotoran. "Hand sanitizer digunakan pada saat tak ada air dan sabun," ujar dia.
Rencananya, Pusat Penelitian Kimia LIPI akan memproduksi 300 liter hand sanitizer untuk digunakan di lingkungan LIPI. Selain itu, akan dibagikan ke sekolah-sekolah di sekitar kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong.
Dalam setiap produksi menggunakan mesin pengaduk, LIPI dapat menghasilkan 10 liter hand sanitizer yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml dan 100 ml. Proses tersebut membutuhkan waktu lebih-kurang satu pekan. "Jadi, awalnya membuat 300 kg untuk dibagikan di sekitaran, bukan untuk dijual. Saat ini sudah menghasilkan 200 kg dan ini diminta tambah lagi 200 kg," kata Yenny.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatannya sederhana, yakni air, karbomer, etanol 95 persen, propilen glikol, dan trietanolamin. "Tapi untuk produksi hand sanitizer yang menggunakan mesin pengaduk adalah dengan penambahan bioetanol sebagai antiseptik sebanyak 63-65 persen dan nanosilver sebagai tambahan antiseptik sebanyak 0,3 persen," kata Yenny.
Cara membuatnya, campurkan air dan propilen glikol ke dalam panci sambil dipanaskan dan diaduk. Lalu tambahkan karbomer sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai suhu mencapai 80-90 derajat Celsius. "Dibutuhkan waktu 20 menit sampai semua bahan tercampur dan larut sempurna," kata dia.
Proses selanjutnya, tambahkan trietanolamin sebagai peningkat pH dan gelling agent agar campuran tersebut berubah menjadi gel. Setelah itu, tambahkan etanol sedikit demi sedikit ke dalam campuran gel yang berfungsi sebagai antiseptik.
"Tahap ini dilakukan tanpa proses pemanasan untuk menghindari penguapan, dan pengadukan dilakukan selama kurang-lebih 15 menit hingga hand sanitizer yang berbentuk gel ini siap digunakan," ujar dia.
Selain itu, LIPI memiliki beberapa alternatif agen antimikroba yang diekstraksi dari bahan alam Indonesia, yang bisa membantu untuk membunuh mikroba yang menempel pada tangan. "Ekstrak rempah seperti pala dapat menambah aroma wangi natural pada hand sanitizer. Sebagai aroma, ditambahkan juga pala, fraise, dan isopulegol sebanyak 0,05-0,1 persen," ujar Yenny.
Yenny melanjutkan, hand sanitizer ini dibuat dengan memanfaatkan inovasi hasil-hasil riset peneliti LIPI. Sebab, ada aroma turunan atsiri pala dan sereh, serta tambahan nanosilver sebagai antibakteri, juga tambahan bioetanol. "Kami akan membagikan bagaimana inovasi pembuatan hand sanitizer dan hasil-hasil riset lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan. Juga akan dibuat paten sederhananya."
Karena itu, Pusat Penelitian Kimia membagikan informasi seputar cara dan langkah-langkah pembuatan hand sanitizer sederhana yang bisa dipraktikkan masyarakat di rumah. Namun dengan syarat tetap dalam pengawasan orang dewasa dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
"Ketika produk hand sanitizer menjadi semakin langka, masyarakat bisa membuatnya sendiri karena bahan-bahannya tersedia di toko-toko kimia. Jadi, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono.
Menurut Agus, adanya hand sanitizer yang bisa dibuat sendiri di rumah diharapkan bisa mengatasi kekhawatiran masyarakat dan kelangkaan produk hand sanitizer. Tentunya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada. "Tidak perlu panik. Kita bisa cegah virus corona dengan menjaga kebersihan diri, rajin cuci tangan, dan gunakan sanitizer," ujar dia. AFRILIA SURYANIS
Hand Sanitizer Bikinan Sendiri ala LIPI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo