Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Badan Teknologi Nuklir Nasional Batan telah melakukan pemetaan bahan bakar nuklir yakni uranium dan thorium di wilayah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah melakukan pemetaan ke seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi uranium dan torium dan masih berlanjut," kata Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Batan Suryantoro, Senin 6 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suryantoro, karena bahan bakar dari nuklir itu uranium dan torium, maka Batan melakukan pemetaan di seluruh wilayah Indonesia dan saat ini sudah terkumpul potensi 74 ribu ton uranium dan 130 ribu ton thorium. Uranium adalah unsur yang bersifat fissil (dapat membelah diri) setelah bereaksi nuklir dan thorium bersifat fertil (membiak), atau tidak dapat membelah diri.
"Selama ini uranium dan tTorium yang digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset masih impor dari Amerika Serikat karena di Indonesia belum dilakukan eksploitasi terhadap cadangan uranium dan torium," ujarnya.
Suryantoro juga mengatakan bahwa, uranium dan thorium yang tersimpan di bumi Indonesia sebagai cadangan untuk anak cucu nanti.
"Jadi setelah kami petakan daerah yang berpotensi uranium dan thorium berada di Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan seluruh pulau Indonesia, kalau di Kalimantan banyak potensi uranium salah satunya di wilayah Kalan," ungkapnya.
Eksploitasi sampai saat ini, kata Suryantoro, belum bisa dilakukan. Batan baru melakukan eksplorasi untuk pemetaan potensi cadangan uranium dan thorium di Indonesia.