Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ini Manfaat Cacing Pipih yang Jarang Diketahui  

Cacing pipih, hewan yang memiliki daya regenerasi tinggi, ternyata punya manfaat besar dalam membantu penyembuhan berbagai penyakit mata pada manusia.

18 Mei 2016 | 10.51 WIB

Cacing pipih planaria. Sciences.usca.edu
Perbesar
Cacing pipih planaria. Sciences.usca.edu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Cambridge - Cacing pipih, hewan yang memiliki daya regenerasi tinggi, ternyata punya manfaat besar dalam membantu penyembuhan berbagai penyakit mata pada manusia. Tentu bukan cacing itu yang dibuat obat mata, melainkan peta gennya yang membantu para ilmuwan mempelajari indera penglihatan tersebut.

Para ilmuwan telah meneliti kemampuan spesial Planarian--salah satu jenis cacing pipih--yang mampu menumbuhkan kembali bagian tubuhnya yang putus. Penelitian berfokus pada isolasi gen yang terlibat dalam pembentukan dan pengembangan mata.

"Kami percaya genom ini berperan penting sebagai model untuk mempelajari perkembangan mata dan penyakit mata pada manusia," kata Profesor Peter Reddien, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, dalam jurnal Cell Report, seperti dilansir Dailymail.

Seluruh urutan genom mata Planarian kini berhasil diterjemahkan. Urutan genom ini, ucap Reddien, menyediakan daftar paling komplet genom yang terlibat dalam biologi mata dan sistem pemodelan mata. "Data ini dapat digunakan untuk mempelajari fungsi gen-gen mata secara cepat," ujarnya.

Data itu sekaligus melengkapi data genom mata dari lalat buah Drosophila yang telah didokumentasikan secara lengkap oleh para ilmuwan sejak beberapa dekade lalu. Mata majemuk Drosophila inilah yang sebelumnya banyak digunakan sebagai model untuk mempelajari pengembangan mata.

Namun cacing pipih menyajikan sebuah garis penelitian yang baru. Reddien bersama mahasiswa pascasarjana, Sylvain Lapan, menganalisis lebih dari 2.000 mata Planarian. Mereka menemukan 600 gen aktif dan mempelajari 200 di antaranya secara lebih terperinci.

Beberapa gen yang diidentifikasi punya peran yang sama seperti mata vertebrata, tapi tak ditemukan di mata lalat buah. Misalnya gen-gen yang terlibat dalam perkembangan mata, usia degenerasi makula, serta sindrom usher, gangguan yang menyebabkan degradasi progresif pada retina mata.

Salah satu gen kunci adalah transcription factor ovo, gen yang mengaktifkan ekspresi gen lain saat pembentukan mata. Gen ovo sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan pembentukan mata, hingga penelitian terbaru menyatakan sebaliknya bahwa gen ini sangat vital bagi regenerasi mata cacing Planarian.

Dalam percobaannya, Reddien dan Lapan mematikan fungsi gen ovo. Lalu mereka memotong kepala cacing Planarian. Hasilnya, cacing tersebut menumbuhkan kepala tanpa mata. Proses regenerasi mata tidak dapat dilakukan tanpa kehadiran gen ovo.

"Planarian menggunakan mekanisme yang sama untuk pembentukan mata selama homeostasis, regenerasi, dan perkembangan embrio," ujar Lapan.

Reddien menuturkan mata cacing Planarian sangat berbeda dibanding mata lalat buah. Penelitian mata Planarian membawa mereka ke penemuan peran penting gen ovo dalam pembentukan dan pengembangan mata. "Kami sekarang tahu bagaimana gen ovo mengatur pembentukan mata," ujarnya.

DAILYMAIL | CELL REPORTS | AMRI MAHBUB




Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus