Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Jamur Penjernih Limbah Batik

21 Maret 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALAT ini diberi nama Mico Treatment. Perabot ini mampu mengolah air limbah batik yang berwarna-warni kembali jernih dan bersih dari bahan kimia berbahaya. Walhasil, air limbah batik pun dapat digunakan untuk keperluan cuci-mencuci dan menyiram tanaman. Institut Teknologi Bandung mengenalkan Mico Treatment dalam acara dies natalis ke-57 di aula timur kampus itu, 2-5 Maret lalu.

Pengolah limbah ramah lingkungan ini dirancang oleh tim riset dari Fakultas Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Ketua timnya Sri Harjati Suhardi, dosen di fakultas tersebut. Mico Treatment terdiri atas tangki reaktor yang di dalamnya terdapat jamur kayu lengkap dengan pakan jamur. "Kami menggunakan bahan baku utama jamur kayu atau Ganoderma applanatum," kata Sri saat ditemui di laboratorium ITB, Sabtu dua pekan lalu.

Tim riset memilih jamur karena jenis cendawan ini mampu mengurai lignin atau batang kayu serta sanggup memotong-motong struktur kimia pada lignin. "Zat kimia pewarna tekstil itu punya karakter yang sama dengan lignin," ucap Sri.

Mereka memulai riset pada 2002. Selain Sri, tim riset Mico Treatment beranggotakan I Nyoman Pugeg Aryantha, Dekan Fakultas SITH, dan mahasiswa jurusan mikrobiologi, Adha Nur Kholif Pratama. Riset mereka berawal dari permintaan perajin batik agar ITB membuat pengolah limbah batik alami.

Selama lebih dari 10 tahun mereka mencari dan mencoba bahan pengurai yang murah dan mudah didapat pengusaha batik di Jawa Barat. Targetnya, kandungan zat kimia air hasil olahan harus mengandung zat biochemical oxygen demand kurang dari 50 miligram per liter dan chemical oxygen demand kurang dari 100 gram per liter. "Itu sesuai dengan standar baku mutu limbah," tutur Sri.

Baru beberapa tahun terakhir mereka mencoba jamur kayu, dan hasilnya memuaskan. "Saat alat diuji coba, air limbah batik yang berwarna merah atau biru berubah jadi bening kehijauan," kata Sri. Jika diolah sekali lagi atau disaring menggunakan saringan alami dari jamur kayu, hasilnya bisa berupa air baku yang jernih.

Mico Treatment mampu mengolah air limbah batik lima meter kubik dalam satu jam. Alat ini diklaim lebih efisien ketimbang bio-treatment, yang mengandalkan bakteri untuk mengurai zat kimia pada limbah. "Struktur sel jamur berfilamen yang berfungsi sebagai penyaring, sedangkan bakteri tidak berfilamen," kata Nyoman, yang juga ditemui di ITB.

Ahli jamur ini mengatakan Mico Treatment tidak membutuhkan listrik karena mengandalkan gaya gravitasi. Alat ini pun mudah dioperasikan.


1. Cacah jamur kayu kecil-kecil, cincang serutan kayu, dedak, tandan kelapa sawit, jerami padi, dan bonggol jagung sebagai pakan jamur.

2. Campur jamur dan pakannya, masukkan ke baskom, lalu tutup baskom rapat-rapat dengan plastik. Dalam lima hari, micelia jamur akan tumbuh.

3. Masukkan campuran jamur dan pakan ke tangki reaktor. Tutup bagian atas tangki dengan plastik bening. Masukkan matriks—alat menyerupai penggulung rambut dari plastik—atau bisa juga ijuk ke tangki reaktor agar tercipta ruang udara di dalam tangki.

4. Jamur akan tumbuh di dalam tangki dan mengeluarkan enzim atau accelo zyme. Setelah jamur tumbuh, alat siap digunakan.

5. Saluran masuk air limbah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus