Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kenali 7 Penyakit Akibat Polusi Udara, dari Gangguan Perkembangan hingga Kanker Paru

Simak di sini apa saja penyakit yang muncul akibat polusi udara.

21 Agustus 2023 | 13.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara sudah menjadi masalah dunia. Data menyebutkan bahwa polusi udara bertanggung jawab terhadap 4,2 juta kematian setiap tahun. Penyebabnya, sebanyak 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara berpolusi setiap hari, tak terkecuali adalah penduduk Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terlebih lagi, fakta dari World Health Organization (WHO) mencatat kurang lebih 92 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas buruk. Hal ini menyebabkan setiap tahunnya terdapat 7 juta kematian (2 juta di Asia Tenggara) akibat polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan. Lantas, apa saja penyakit yang diakibatkan polusi udara?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Dede Nasrullah mengatakan setidaknya ada tujuh penyakit akibat udara tidak sehat. Pertama, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dede menyebut infeksi saluran pernapasan tidak hanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus di dalam tubuh, tetapi juga dikarenakan polusi udara.

”Bahan beracun seperti karbon monoksida, partikulat, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida merupakan contoh dari komposisi polusi udara yang mampu dengan mudah menganggu organ pernapasan,”ujarnya dilansir dari situs Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Senin, 21 Agustus 2023.

Kedua, yaitu kanker paru- paru. Pada kanker paru-paru, sel paru menjadi abnormal sehingga tumbuh tidak terkendali. Beberapa gejalanya antara lain sesak napas, batuk darah, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Menurut WHO, selain infeksi, partikel dalam polusi udara dapat turut andil menyebabkan kanker paru-paru.

Ketiga, asma. Asma merupakan jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Penyempitan saluran ini menghasilkan gejala asma seperti sesak napas, batuk, dan sesak dada.

Keempat yaitu PPOK atau yang dikenal dengan penyakit paru obstruksi kronik, paparan polusi luar dan dalam ruangan dapat menganggu kinerja paru-paru serta meningkatkan risiko PPOK. Gejalanya sendiri hampir sama dengan penyakit bronkitis, tetapi bisa menjadi berkepanjangan.

Kelima, penyakit jantung dan stroke. Dampak dari polusi udara bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit. Kondisi ini memicu penyakit stroke dan jantung karena aliran darah menuju otak atau organ lainnya menjadi tersumbat, terlebih bila diikuti dengan pola hidup yang tidak sehat.

Keenam yaitu mengi, batuk, dan kesulitan bernapas. Ini dapat menjadi gejala-gejala yang disebabkan oleh paparan polusi udara, baik dalam waktu singkat maupun jangka panjang.

Ketujuh, gangguan proses perkembangan. Pada anak- anak polusi udara dapat memperlambat dan mengganggu proses perkembangan paru- paru serta dapat menurunkan fungsi paru – paru mereka saat dewasa.

“Kita harus memulai untuk lebih waspada terhadap polusi udara yang ada di sekitar. Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah dan terapkan juga gaya hidup sehat setiap hari agar imunitas tetap terjaga,” kata Dede.

Devy Ernis

Devy Ernis

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus