Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Kurangi Risiko Diabetes dan Obesitas dengan Alpukat

Avocatin B (AvoB) dalam alpukat dapat menghambat proses penyebab diabetes.

3 Mei 2021 | 00.00 WIB

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Avocatin B (AvoB) dalam alpukat dapat menghambat proses penyebab diabetes.

  • AvoB diserap ke dalam darah tanpa mempengaruhi ginjal, hati, atau otot.

  • Tengah diuji apakah AvoB dapat mengobati penyakit metabolis.

Para peneliti di Universitas Guelph, Kanada, menemukan senyawa di dalam alpukat yang dapat mengurangi risiko diabetes. Zat itu diserap ke dalam darah tanpa efek samping. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Molecular Nutrition and Food Research.

Tim pimpinan Paul Spagnuolo dari Departemen Ilmu Pangan Universitas Guelph menemukan bahwa avocatin B (AvoB)—molekul lemak yang hanya ditemukan dalam alpukat—dapat melawan oksidasi tak lengkap pada otot dan pankreas. Fungsinya mengurangi resistansi insulin.

Obesitas adalah salah satu penyebab diabetes tipe 2. Resistansi insulin pada diabetesi berarti tubuh tak dapat menghilangkan gula dalam darah dengan benar. Komplikasi tersebut dapat muncul ketika mitokondria tak dapat membakar asam lemak sepenuhnya.

Biasanya, oksidasi asam lemak memungkinkan tubuh membakar lemak. Obesitas atau diabetes menghambat proses itu, yang mengarah pada oksidasi tak lengkap.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan tikus yang diberikan makanan diet tinggi lemak selama delapan pekan untuk menginduksi obesitas dan resistansi insulin. Setelah itu, selama lima pekan berikutnya, mereka menambahkan AvoB ke dalam diet sebagian tikus.

Hasilnya, berat badan tikus yang diberikan AvoB lebih stabil. Artinya, kenaikan berat badan lebih lambat. “Tikus yang dirawat menunjukkan sensitivitas insulin yang lebih besar. Tubuh mereka mampu menyerap dan membakar glukosa serta respons terhadap insulin meningkat,” kata Spagnuolo.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus