Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Mengenal Kemampuan Direct to Cell di Satelit Starlink SpaceX Elon Musk

Direct to cell yang dimiliki Starlink memungkinkan pengguna untuk mengirimkan SMS, menelepon dan menjelajah di mana saja.

6 Januari 2024 | 11.03 WIB

Satelit internet Starlink SpaceX di orbit. Kredit : SpaceX
Perbesar
Satelit internet Starlink SpaceX di orbit. Kredit : SpaceX

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - SpaceX menerbangkan enam satelit Starlink ke luar angkasa pada Kamis 4 Januari 2024. Satelit Starlink yang diterbangkan tersebut dikabarkan adalah yang pertama memiliki kemampuan direct to cell.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Informasi penerbangan satelit Starlink juga turut diunggah oleh akun X resmi SpaceX. "Tampilan penyebaran satelit Starlink tadi malam (Kamis), termasuk enam satelit pertama dengan kemampuan direct to cell," dikutip dari cuitan SpaceX.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perusahaan milik Elon Musk ini menyebut bahwa enam satelit yang diterbangkan tersebut adalah Starlink perdana yang memiliki kemampuan direct to cell. Sebenarnya apa yang istimewa dari kemampuan ini?

Direct to cell dikatakan mampu untuk memberi akses jaringan ke seluruh dunia tanpa hambatan. Bahkan bisa terjangkau hingga ke pelosok dan pedalaman negeri. Namun, pengguna tidak bisa mendapatkan akses layanan Starlink secara gratis, harus mendaftar dan membelinya terlebih dahulu untuk berlangganan.

Berdasarkan penelusuran Tempo di situs resmi Starlink, perusahaan itu mematok harga sebesar US$ 9 atau setara dengan Rp 139 ribu, untuk pembayaran pertama.

Elon Musk dikenal sebagai pakar teknologi, produknya terutama yang berkaitan dengan SpaceX selalu berhasil disorot oleh publik. Misalnya Starlink ini, menghadirkan akses layanan yang mulus dan mencakup kepada teks, suara dan data untuk ponsel LTE di seluruh dunia.

Direct to cell yang dimiliki Starlink memungkinkan pengguna untuk mengirimkan SMS, menelepon dan menjelajah di mana saja tanpa perlu takut tidak terhubung, baik itu saat pengguna berada di darat, danau, atau perairan pantai. Direct to cell akan menghubungkan perangkat IoT dengan standar LTE umum.

Dikutip dari laman resmi Starlink, direct to cell berfungsi selama pengguna masih bisa melihat langit. Analogi ini diartikan pula bahwa di mana pun pengguna berada, akses layanan dari Starlink tidak akan padam. 

Ketika menggunakan Starlink pengguna tidak wajib mengubah perangkat keras, firmware atau aplikasi khusus, sehingga menyediakan akses tanpa batas ke teks, suara, dan data. 

Satelit Starlink dengan kemampuan direct to cell memiliki modem eNodeB canggih yang berfungsi seperti menara ponsel di luar angkasa, memungkinkan integrasi jaringan serupa dengan mitra roaming standar.

Direct to cell memungkinkan konektivitas di wilayah terpencil, memberikan ketenangan pikiran ketika pelanggan sangat membutuhkannya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Alif Ilham Fajriadi

Bergabung dengan Tempo sejak November 2023. Lulusan UIN Imam Bonjol Padang ini tertarik pada isu perkotaan, lingkungan, dan kriminalitas. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus