Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim gabungan ilmuwan internasional berhasil menemukan cara untuk menangkap panas dan mengubahnya menjadi energi listrik. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances, pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut para ilmuwan, penemuan tersebut membuka jalan untuk menciptakan pembangkit energi yang lebih efisien dari sumber panas yang selama ini tak terpikirkan, seperti pembuangan panas mobil, pembakaran roket penelitian ruang antarplanet, dan proses industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berkat penemuan ini, kita dapat membuat lebih banyak energi listrik dari sumber panas yang ada," kata penulis studi, Joseph Heremans, profesor teknik mesin dan dirgantara serta cendekia terkemuka Ohio dalam nanoteknologi di Ohio State University.
Heremans menambahkan, ini adalah sesuatu yang sampai sekarang tak ada yang mengira bahwa hal itu mungkin dilakukan. Penemuan tersebut didasarkan pada partikel-partikel kecil yang disebut paramagnon.
Paramagnon adalah partikel yang bukan magnet, tapi membawa beberapa fluks magnet. Ini penting karena, ketika dipanaskan, magnet akan kehilangan gaya magnetnya dan menjadi apa yang disebut paramagnetik.
Aliran magnet, yang oleh para ilmuwan disebut spin, menciptakan energi thermoelectricity drag magnon, sesuatu yang sebelumnya tak dapat digunakan untuk mengumpulkan energi pada suhu kamar, hingga penelitian ini dilakukan.
"Pemahaman lama menyatakan, jika paramagnet dipanaskan, tidak akan terjadi apa-apa," kata Heremans. "Kami menemukan fakta itu tidak benar. Apa yang kami temukan adalah cara baru merancang semikonduktor termoelektrik."
Termoelektrik adalah bahan yang mengubah panas menjadi listrik. Selama ini, termoelektrik konvensional tak efisien dan menghasilkan energi terlalu sedikit. "Akibatnya, selama 20 tahun, tak ada yang menggunakannya secara luas. Kami mengubah pemahaman itu," ujar Heremans.
Magnet adalah bagian penting untuk mengumpulkan energi dari panas. Ketika satu sisi magnet dipanaskan, sisi lain akan memiliki medan magnet lebih besar serta menghasilkan putaran yang mendorong elektron di dalam magnet untuk menghasilkan listrik.
Namun, paradoksnya, ketika memanas, magnet akan kehilangan sebagian besar dari sifat magnetiknya dan mengubahnya menjadi paramagnet. "Itu adalah magnet yang hampir jadi, tapi tak cukup untuk menjadi magnet utuh," ucap Heremans.
Hingga penelitian ini dilakukan, selama ini tak ada ilmuwan yang berpikir menggunakan paramagnet untuk memanen panas. Sebab, mereka percaya paramagnet tak mampu mengumpulkan energi.
Apa yang ditemukan tim peneliti adalah paramagnon mendorong elektron hanya untuk sepersejuta dari sepersejuta detik, cukup lama untuk membuat paramagnet dapat memanen energi.
Tim peneliti, yang terdiri atas ilmuwan internasional dari Ohio State, North Carolina State University, dan Chinese Academy of Sciences (semuanya adalah penulis dalam jurnal ini), mulai menguji paramagnon untuk melihat apakah mereka dapat menghasilkan putaran yang diperlukan dalam kondisi yang tepat. Apa yang mereka temukan, Heremans melanjutkan, adalah para-magnon benar-benar menghasilkan jenis putaran yang mendorong elek-tron. "Itu artinya memungkinkan untuk mengumpulkan energi dan menjadi listrik," ucapnya. SCIENCE DAILY | OHIO UNIVERSITY | FIRMAN ATMAKUSUMA
Mengubah Sumber Panas Jadi Listrik
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo