Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
New Horizons, wahana antariksa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), menjadi satelit pertama buatan manusia yang mendekati benda angkasa terjauh dari bumi dalam tata surya Bima Sakti. Benda bernama Ultima Thule itu, yang ditemukan pada 26 Juni 2014, berbentuk mirip boneka salju atau snowman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekan lalu, New Horizons mengirim foto pertama Ultima Thule saat berada pada jarak terdekatnya, sekitar 3.540 kilometer. Para ilmuwan berharap dapat menguak awal pembentukan planet-planet yang ada di Bima Sakti dengan mempelajari kondisi bongkahan batu bersalju tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan mesin tenaga nuklir sebagai bahan bakarnya, New Horizons telah menempuh perjalanan sejauh 6,5 miliar kilometer sebelum berjumpa dengan Ultima Thule, benda angkasa dengan panjang 32 kilometer yang mengorbit matahari di Sabuk Kuiper. Sabuk ini merupakan cincin kumpulan benda es di dekat orbit planet Neptunus.
Para ilmuwan di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory di Maryland, Amerika Serikat, langsung bersorak ketika New Horizons mengirim sinyal pertamanya ke Deep Space Network milik NASA pada pukul 10.28 waktu setempat. "Satelit ini berfungsi dengan normal," kata Manajer Operasional NASA, Alice Bowman.
Diluncurkan pada Januari 2006, New Horizons mengemban misi melakukan perjalanan menuju ujung tata surya untuk mempelajari planet kecil Pluto dan lima satelit bulannya. "Wahana ini malah melakukan perjalanan lebih jauh dari Pluto," ucap peneliti New Horizons, Alan Stern, dalam acara jumpa pers di Maryland.
Foto pertama Ultima Thule yang diterima NASA dari New Horizons jauh lebih jelas ketimbang foto yang didapat lewat teleskop Hubble Space pada 2014. "Misteri seputar apakah Ultima Thule merupakan dua benda yang mengorbit berbarengan atau dua benda yang bersatu diharapkan dapat terkuak," ucap Stern.
Pada 2015, selama melakukan perjalanan mendekati Pluto, secara tak sengaja New Horizons menemukan fakta bahwa ternyata ukuran Pluto jauh lebih besar daripada taksiran semula. Pada Maret lalu, diketahui juga bahwa ternyata planet mungil yang sebagian besar permukaannya ditutupi es itu mengandung banyak gas metana.
Setelah berada di 1,6 miliar kilometer lebih jauh ketimbang Pluto dan di Sabuk Kuiper, New Horizons akan mempelajari pembentukan atmosfer dan permukaan Ultima Thule. Diharapkan studi yang akan berlangsung berbulan-bulan itu dapat memberi gambaran ihwal terbentuknya sistem tata surya dan planet yang ada di dalamnya.
Saat wahana New Horizons diluncurkan pada 2006, Ultima Thule belum ditemukan. Ini membuat misi New Horizons terbilang unik karena mempelajari bongkahan batu tersebut bukan bagian dari misi awal. Setelah Ultima Thule ditemukan pada 2014, satu tahun kemudian para ilmuwan mengejar benda langit itu dengan memperpanjang misi New Horizons.
Sementara New Horizons menjadi wahana buatan manusia yang bertemu dengan benda angkasa terjauh dari bumi, Voyager 1 dan 2 milik NASA yang diluncurkan pada 1977 menjadi wahana terjauh yang meninggalkan bumi untuk mempelajari tata surya di luar Bima Sakti. Kedua wahana tersebut masih berfungsi hingga saat ini. NASA | REUTERS | FIRMAN ATMAKUSUMA
Foto Pertama Ultima Thule
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo