Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Obesitas Tak Biasa Fajri Asal Tangerang, Dokter RSCM Duga Ada Gangguan Hormon

Tim dokter RSCM Jakarta Sebut tubuh Fajri 'besar sekali'. Berikut ini sederet hipotesis awal tentang pemicu obesitas pada pasien asal Tangerang itu.

15 Juni 2023 | 10.27 WIB

Muhammad Fajri, pria  yang memiliki bobot tubuh 300 kilogram. Instagram
Perbesar
Muhammad Fajri, pria yang memiliki bobot tubuh 300 kilogram. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien obesitas Fajri Rifana asal Tangerang, Banten, diduga mengidap gangguan hormon. Ini yang membuat tubuhnya saat ini diperkirakan memiliki bobot lebih dari 260 kilogram dan lebar saat tidur telentang 1,7 meter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Terutama untuk bobot tubuh Fajri, belum ada hasil pengukuran aktual, sebab angkanya melampaui alat timbang standar dengan batas maksimal 150 kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau kita, normalnya makan biasa dan terus-terusan tapi enggak bergerak, barangkali bisa juga membuat tubuh jadi besar. Tapi, ini (tubuh Fajri) besar sekali," kata Direktur Utama RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, Lies Dina Liastuti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 15 Juni 2023.

Fajri mulai ditangani tim dokter di rumah sakit itu sejak tiba pada Jumat malam lalu, dirujuk dari RSU Kota Tangerang. Pemuda berusia 27 tahun ini viral di media sosial setelah proses membawanya dari rumah tinggal di Jalan Kedaung, Larangan, Kota Tangerang, ke rumah sakit yang harus melibatkan alat berat forklift.

Tim medis RSCM Jakarta mengemukakan hipotesis yang memicu obesitas pada Fajri hingga tubuhnya 'besar sekali' tersebut. Salah satunya berdasarkan riwayat kesehatan Fajri yang disebutkan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas tiga tahun lalu.

Sejak saat itu Fajri mulai jarang beraktivitas, karena lebih sering terbaring di tempat tidur. "Dia sudah mengalami kecelakaan, kemudian menjadi tidak bisa bergerak, dan itu menimbulkan masalah pada metabolisme menjadi sangat lambat dan mempermudah dia semakin gemuk," ujar Lies.

Dokter ahli gizi RSCM Jakarta, Nurul, menambahkan, kasus yang dialami Fajri juga bisa disebabkan pengaruh gangguan hormon yang berkaitan dengan rasa kenyang dan lapar. "Ada kecenderungan ingin makan terus," katanya.

Kondisi itu juga bisa dipengaruhi faktor genetik yang hingga saat ini masih dalam proses penelusuran. Yang jelas, Nurul menuturkan, "Kalau obesitas itu kan memang penumpukan dari lemak tubuh, kalau keseimbangan antara asupan dan pengeluaran berlebih, ya, akan disimpan."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus